Jaga Ketahanan Pangan, Pemerintah Fokus Tingkatkan Diversifikasi Pangan

Dunia saat ini tengah dihadapkan pada lintasan badai sempurna atau The Perfect Storm yang terjadi akibat Covid-19, Conflict, Climate Change, Commodity Prices, dan Cost of Living. Dalam menghadapi tantangan dan ketidakpastian global yang semakin kompleks tersebut, sinergi dan kolaborasi dari seluruh pihak yang terkait menjadi hal yang sangat diperlukan.

191
KETAHANAN PANGAN - Pemerintah terus melakukan upaya untuk meningkatkan produksi dan juga diversifikasi pangan melalui pengembangan food estate untuk menjaga ketahanan pangan dalam jangka menengah.

Denpasar (bisnisbali.com) – Dunia saat ini tengah dihadapkan pada lintasan badai sempurna atau The Perfect Storm yang terjadi akibat Covid-19, Conflict, Climate Change, Commodity Prices, dan Cost of Living. Dalam menghadapi tantangan dan ketidakpastian global yang semakin kompleks tersebut, sinergi dan kolaborasi dari seluruh pihak yang terkait menjadi hal yang sangat diperlukan.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam keterangan yang dipantau di Denpasar, Rabu (12/10) menyampaikan, Indonesia saat ini sedang memimpin Presidensi G20 dengan berkonsentrasi pada penguatan arsitektur kesehatan global, transformasi ekonomi berbasis digital, dan transisi energi. Selain itu, food security juga menjadi perhatian utama dalam perhelatan berskala global tersebut.

Terkait ketahanan pangan, Pemerintah juga terus melakukan upaya untuk meningkatkan produksi dan juga diversifikasi pangan melalui pengembangan food estate untuk jangka menengah. “Indonesia saat ini surplus pupuk. Kita juga ekspor sekitar 2 juta ton urea setiap tahun. Kondisi untuk beras relatif lebih aman. Kita memproduksi beras 1 tahun 31 juta ton dan 3 tahun kita sudah swasembada. Untuk gandum kita tergantung impor,” ungkap Airlangga.

Terkait inflasi, Airlangga mengungkapkan inflasi Indonesia yang relatif terjaga di 5,9 persen menjadikan Indonesia termasuk 5 negara dengan inflasi terendah di dunia. Pertumbuhan ekonomi Indonesia tercatat di atas 5 persen dan berada di peringkat 2 di antara negara-negara anggota G20.

Inflasi pada September 2022 yang terjadi akibat kenaikan sejumlah harga barang telah mampu diatasi dengan adanya penurunan harga komoditas hortikultura yang turut menjadi shock absorber bagi penanganan inflasi pada sektor pangan.

Pemerintah juga terus meningkatkan daya saing Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) sekaligus mengembangkan industri halal dengan memanfaatkan digitalisasi. Hal tersebut dilakukan untuk memanfaatkan potensi besar UMKM Indonesia yang diprediksi menjadi UMKM terbesar di Asia Tenggara pada tahun 2025. “Pemerintah juga sadar bahwa UMKM itu penting. Makanya dalam perkembangan perekonomian saat pandemi Covid-19, usaha super mikro itu diberikan plafon sampai dengan Rp10 juta,” ujar Airlangga.

Pemberdayaan UMKM halal melalui pemanfaatan teknologi digital akan menjadi kekuatan besar yang berdampak siginifikan bagi peningkatan perekonomian nasional dan kesejahteraan masyarakat. Selain itu, Menko Airlangga turut mendorong peran serta MUI khususnya dalam upaya meningkatkan pertumbuhan UMKM. Salah satunya melalui kemudahan sertifikasi halal.

Beragam capaian positif ekonomi tersebut menjadi wujud konkret dari Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) yang telah dilakukan Pemerintah dengan mengalokasikan Rp455,6 triliun pada tahun 2022 guna penanganan kesehatan, perlindungan sosial, serta penguatan pemulihan ekonomi. “Program ini akan kembali ke tujuan awalnya di 2023 dengan ditargetkan defisit APBN kurang dari 3 persen, dan anggaran Program PEN akan dimasukkan ke Kementerian/Lembaga masing-masing sesuai kebutuhannya,” ujar Airlangga.

Guna menjaga momentum peningkatan ekonomi yang berkelanjutan tersebut, Pemerintah akan terus berkomitmen melakukan berbagai upaya melalui strategi transisi aktivitas ekonomi dari pandemi ke endemik, implementasi UU Cipta Kerja guna mendorong terbentuknya OSS RBA, Indonesia Investment Authority (INA), bank tanah sebagai infrastruktur nasional, percepatan digitalisasi, pemberantasan kemiskinan ekstrem, hingga hilirisasi industri berbasis ekonomi hijau. “Saya mengajak kita bersama-sama menjaga dan mengakselerasi momentum pertumbuhan dengan mendorong investasi, dan terus mendukung kebijakan Pemerintah sehingga mampu mewujudkan pemulihan ekonomi nasional untuk tumbuh lebih cepat,” pungkasnya. *rah