Denpasar (bisnisbali.com)-Sempat terkena imbas pandemi Covid-19, permintaan perawatan kecantikan kini mulai naik. Hal ini dikarenakan kecantikan telah menjadi kebutuhan bagi masyarakat termasuk di Bali.
Pemilik Wijaya Platinum, salah satu klinik kecantikan yang bercabang di Bali, dr. Frans Herry Widjaja, Sabtu (1/10), mengatakan penerapan PPKM membuat klinik kecantikan sepi, terutama pada awal-awal pandemi Covid-19. Terlebih di Bali yang bergantung pada sektor pariwisata, klinik kecantikan sangat terpuruk jika dibandingkan daerah lainnya.
Menurutnya, kondisi di Bali minus saat pandemi Covid-19. “Saat pandemi daya beli turun. Saya tidak menyangka Bali lebih parah dari Jakarta yang masih bisa menutup operasional. Namun, sekarang sudah mulai jalan lagi,” ujarnya saat ditemui pada rebranding Wijaya Platinum Cabang Denpasar.
Frans Widjaja menilai industri kecantikan tengah booming saat ini. Hal itu dapat dilihat dari banyaknya skin care yang viral di media soaial. “Kalau kita baca resert, skin care salah satu produk yang penjualannya naik pas pandemi,” terangnya.
Hal itu turut membuatnya optimis bisa lebih berkembang lagi. Meski diprediksi akan ada gelombang resesi tahun depan, ia menyebut situasi tidak akan lebih berat dibandingkan pandemi Covid-19. “Pandemi sudah kita lewati. Saya yakin Bali akan melewati (resesi global) karena sebelumnya sudah bisa bertahan,” ungkapnya.
Untuk lebih memperluas pasarnya, Frans Widjaja juga mengaku akan membidik wisatawan yang datang ke Bali dengan berencana membuka cabang di kawasan Kuta. Hal ini dilakukannya karena potensi pariwisata industri kecantikan cukup tinggi. Terutama untuk filler dan botox, banyak wisatawan memilih melakukan di Bali. *wid