Ancaman Resesi Global, Bali Perkuat Sumber Daya Lokal

Presiden RI Joko Widodo telah meminta hati-hati terhadap ancaman resesi global yang diprediksi akan terjadi pada tahun 2023. Bali dengan konsep Ekonomi Kerthi Bali disebut telah mengantisipasi tentang dampak menurunnya kontribusi pariwisata, sehingga pengaruh resisi global bisa diminimalisir.

157
Dewa Made Indra

Denpasar (bisnisbali.com) – Presiden RI Joko Widodo telah meminta hati-hati terhadap ancaman resesi global yang diprediksi akan terjadi pada tahun 2023. Bali dengan konsep Ekonomi Kerthi Bali disebut telah mengantisipasi tentang dampak menurunnya kontribusi pariwisata, sehingga pengaruh resisi global bisa diminimalisir.

Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Bali Dewa Made Indra, saat disinggung terkait pengaruh resesi global terhadap kunjungan wisatawan, Senin (3/10) mengatakan, semua hal bisa saja terjadi. Maka dari itu dalam konsep transformasi Ekonomi Kerthi Bali itu adalah menguatkan peranan sumber daya lokal. “Itu sudah mengantisipasi tentang dampak-dampak menurunnya kontribusi pariwisata terhadap kita,” ujarnya.

Bukan hanya Bali yang dihimbau berhati-hati terhadap resesi global, namun semua. Dengan itu, semua pihak dikatakannya harus memperkuat program fundamental ekonomi. “Gubernur sudah memperhitungkan hal ini. Maka dari itu kebijakan ekonominya itu adalah kebijakan ekonomi yang berbasis pada kekuatan lokal disana sudah tertuang dalam konsep transformasi Ekonomi Kerthi Bali. Itu yang selama ini kita banyak bersifat keluar sekarang kedalam kita perkuat basis SDM untuk memperkuat ekonomi,” terangnya.

Bali saat ini dikatakannya kembali ke pertanian. Dikatakan Dewa Indra, Bali memiliki sumber daya kelautan, namun selama ini lebih banyak menikmati hasil dari pariwisata sehingga dalam tanda petik agak terlena mengelola sumber daya lainnya. “Saat ini pariwisata sudah kita miliki pengalaman beberapa kali mengalami turbulensi yang kalau kita biar terus bisa melemahkan perekonimian secara global. Resesi global ancaman seluruh dunia bukan hanya kita yang di Bali,” jelasnya.

Disinggung terkait kapan pariwisata Bali bisa pulih, Dewa Indra mengatakan, sekarang ini Bali sudah diposisi cukup baik, telah 50-60 persen kunjungan wisatawan pascamelandainya kasus covid-19. Berbeda dengan tahun 2020 dan 2021 yang situasi sangat jatuh.

Dan ini, dikatakannya akan terus bergerak naik sejalan dengan upaya promosi yang sudah berjalan. Pelaksanaan KTT G20 dikatakannya menjadi salah satu promosi yang akan sangat berpengaruh pada pariwisata Bali. “Ini (KTT G20) adalah kehadiran 20 pemimpin terkuat ekonominya di dunia. Kalau ini bisa terlaksana dengan baik, aman dan lancar maka ini promosi luar biasa bagi pariwisata kita. Ini bagian dari kita untuk menyukseskan agar kita mendapatkan bagian dari promosi gratis. Kalau pemimpin dunia saja aman di Bali yang lain pasti aman,” imbuhnya. *wid