Denpasar (bisnisbali.com) – Sekretaris Jenderal Kementerian Perdagangan Suhanto memastikan harga kebutuhan pokok di berbagai daerah secara umum masih terkendali setelah kenaikan harga bahan bakar minyak. “Dari pantauan kami per hari kemarin secara umum belum ada gejolak harga. Mudah-mudahan tidak ada kenaikan harga yang signifikan,” kata Suhanto.
Untuk memastikan harga kebutuhan pokok terkendali, menurut Suhanto, Kemendag hingga kini mengintensifkan pemantauan harga melalui dinas perdagangan di seluruh provinsi. “Pak menteri bersama timnya juga hampir tiap minggu dua sampai tiga kali ke daerah untuk memantau langsung harga di masyarakat,” kata dia.
Seandainya ada kenaikan harga, lanjut dia dilansir dari antara di Denpasar, besarannya tidak terlalu signifikan karena berdasarkan hasil komunikasi dengan para pemilik industri kenaikan harga BBM hanya mempengaruhi ongkos produksi kurang dari 1 persen. Harga telur ayam yang sempat menyentuh Rp32 ribu per kg, menurut dia, langsung bisa ditekan dan bertahan pada kisaran Rp26 ribu hingga Rp27 ribu per kg.
Harga tersebut, ujar Suhanto, merupakan harga keseimbangan yang baru yang harus diterapkan karena biaya produksi di peternak untuk 1 kg telur mencapai Rp23 ribu sampai Rp24 ribu untuk membeli pakan dan lainnya. “Jadi dengan rantai pasok yang ada kalau (telur ayam) dijual Rp27 ribu per kg itu harga yang pas,” ujarnya.
Di sisi lain, ia mengatakan daya beli masyarakat juga masih terjaga karena pemerintah telah menyiapkan bantalan sosial berupa bantuan langsung tunai (BLT) bagi masyarakat berpenghasilan rendah. Sementara itu, untuk menjaga laju inflasi tetap terkendali, Presiden Joko Widodo telah menginstruksikan pemerintah daerah agar mengalokasikan dana dari APBD untuk memberikan subsidi ongkos angkut komoditas pokok dari luar daerah. “Apabila ada komoditas di suatu daerah yang harganya mulai naik pemerintah daerah diminta intervensi melalui subsidi ongkos angkut dari APBD-nya. Ini perintah Presiden untuk menjaga inflasi,” ucap dia.
Ia menuturkan bahwa laju inflasi secara nasional masih terkendali dibarengi dengan pertumbuhan ekonomi yang pada kuartal II mencapai 5,44 persen. “Alhamdulillah dengan fondasi perekonomian yang kuat sesuai laporan BPS Indonesia mencatat pertumbuhan perekonomian yang cukup tinggi,” ujar Suhanto. *rah