Denpasar (bisnisbali.com) – Pascadibukanya penerbangan internasional serta Bali sebagai tuan rumah presidensi G20 diakui pelaku pariwisata membawa angin segar bagi peningkatan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara ke Pulau Dewata. Kendati demikian, okupansi atau tingkat hunian hotel belum bisa kembali normal seperti sebelum pandemi Covid-19. “Sampai saat ini angka kedatangan internasional terus membaik sesuai data Badan Pusat Statistik (BPS) yang sudah terbit,” kata Ketua Bali Hotels Association (BHA), Fransiska Handoko di Denpasar, Kamis (22/9).
Menurutnya, persiapan hotel di Bali terkait delegasi G20 tentunya sudah berlangsung dengan sangat baik, berkoordinasi dengan Kementerian Sekretaris Negara, Kementerian Luar Negeri, Marvest dan juga TNI dan Kepolisian. Ia pun menyampaikan rata-rata hotel sudah mulai bisa beroperasi secara normal kembali, walaupun tingkat okupansi dan average rate belum kembali ke periode sebelum pandemi. “Pada periode utama G20 sementara ini pergerakan booking belum terlihat di luar hotel-hotel delegasi,” ujarnya.
Fransiska berharap tentunya agar regulasi pemerintah tetap mendukung sektor pariwisata termasuk sektor penerbangan, karena Bali sangat tergantung dari ketersediaan penerbangan, termasuk harga tiket untuk wisman melakukan perjalanan ke Bali. Termasuk berharap lebih banyak lagi penerbangan menuju Bali, tak hanya internasional namun juga pada sektor domestik.
Sebelumnya pengelola hotel dan restoran di Sanur, Gung Wirtama menyampaikan hal sama. Diharapkan kini pelaksanaan KTT G20 bisa juga membawa pengaruh nyata merata bagi hotel-hotel di luar Nusa Dua, Jimbaran maupun Kuta. Pemerintah perlu merancang lagi dengan adanya beragam kegiatan baik berskala nasional maupun internasional, sehingga wisatawan bisa memperpanjang lama kunjungannya di Pulau Dewata pasca G20. Dengan demikian akan bermanfaat bagi pihak hotel dan akomodasi lainnya di Bali yang mulai tumbuh kembali
Selain tentunya makin banyak adanya pelaksanaan kegiatan yang kaitannya dengan MICE (Meeting, Incentive, Convention, Exhibition) di Bali dan melibatkan hotel-hotel lainnya sehingga dapat membawa pertumbuhan bagi sektor pariwisata dan ekonomi masyarakat Bali.
Sebelumnya, berdasarkan data BPS Provinsi Bali, wisatawan mancanegara (wisman) yang datang langsung ke Provinsi Bali pada Juli 2022 tercatat sebanyak 246.504 kunjungan, naik 35,72 persen dibandingkan periode bulan sebelumnya yang tercatat sebanyak 181.625 kunjungan. Wisatawan yang berasal dari Australia mendominasi kedatangan wisman ke Bali pada Juli 2022 dengan share sebesar 32,19 persen.
Tingkat Penghunian Kamar (TPK) hotel berbintang pada Juli 2022 tercatat sebesar 37,52 persen, turun sedalam 1,25 poin jika dibandingkan dengan Juni 2022. Jika dibandingkan dengan Juli 2021 (y-o-y) yang mencapai 5,23 persen, tingkat penghunian kamar pada Juli 2022 tercatat naik 32,29 poin. Sementara itu, TPK hotel nonbintang tercatat sebesar 20,93 persen, naik 3,52 poin dibandingkan pada Juni 2022.
Rata-rata lama menginap tamu asing dan domestik pada hotel berbintang di Bali pada Juli 2022 tercatat 2,05 hari, turun 0,10 poin dibandingkan dengan capaian pada Juni 2022 (m-t-m) yang tercatat 2,15 hari. Jika dibandingkan dengan capaian pada Juli 2021 (y-o-y) yang tercatat 1,92 hari, rata-rata lama menginap Juli 2022 naik 0,13 poin. Sementara itu, untuk hotel nonbintang, rata-rata lama menginap pada Juli 2022 tercatat sebesar 2,042 hari, naik 0,003 poin dibandingkan pada Juni 2022 yang tercatat sebesar 2,039 hari. *dik