Bangli (bisnisbali.com) – Pascamerger Pelindo sejak satu tahun lalu, khususnya PT Indonesia Kendaraan Terminal (IKT) dengan emiten IPCC bertujuan untuk dukung konektivitas. Tahun ini mengoperasikan beberapa terminal di semua wilayah Pelindo seperti di Belawan dan Makassar sudah beroperasi. Langkah ini untuk mendukung konektivitas cargo kendaraan dan alat berat yang nanti akan diarahkan di semua wilayah Pelindo di Indonesia.
Menurut Direktur Utama IPCC, Rio T.N Lasse, pascacovid trafik kendaraan ada peningkatan. “Dua hal yang membuat tumbuh lebih cepat adalah ekonomi sudah tumbuh dan tambahan pelabuhan konektivitas. Harapan kami semua ekspor kendaraan semua ditangani IPCC, dan secara global bisa lebih tinggi dari region, karena kita tangani di semua tempat di wilayah Pelindo,” ungkap Rio dalam Media Gathering di Bali, Kamis (22/9).
Khusus untuk Bali dan nusra nantinya akan diarahkan untuk membantu sebaran kendaraan ke Indonesia bagian timur. “Apalagi pada November mendatang akan ada 800 kendaraan listrik di Benoa, terkait acara G20. Ini akan jadi pilot project. Nantinya akan ada beberapa terminal sebagai hub, di antaranya Benoa, Padang Bai, Lembar, dan Kupang lalu didistribusikan ke pulau di sekitarnya. Dengan demikian biaya bisa lebih efisien,” tambah Rio yang didampingi Direktur Komersial dan Pengembangan Bisnis, Agus Hendrianto, Direktur Operasional dan Teknik, Andi Hamdani, dan Direktur Keuangan dan SDM, Sumarno.
Saat ini ia menambahkan, semua itu masih dalam kajian berdasarkan diskusi dengan car maker dan pengelola terminal. Pihaknya masih dalam tahap pengumpulan data dan ke depan akan ada program revitalisasi pelabuhan. Terkait pre delivery centre (PDC) akan ditempatkan di mana. Yang pasti terdekat dengan konsumen. Targetnya sampai akhir tahun sudah mulai mengerucut. Terkait perkembangan bongkar muat cargo yang melalui PT IKT pada 2021, menurut Direktur Operasional dan Teknik, Andi Hamdani ada peningkatan dibandingkan dengan tahun lalu.
Sementara Andi Hamdani mengatakan, pencapaian hingga akhir tahun ini diharapkan bisa seperti 2019. Menurutnya, ada tiga faktor pendukung, di antaranya tahun ini ekonomi membaik, merger Pelindo, dan peningkatan produksi mobil. Kenaikan di alat berat untuk pertambangan dan perkebunan di Kalimantan dan Jawa juga turut memberi kontribusi bagi peningkatkan tersebut. Saat ini pusat cargo impor dari Jakarta, lalu didistribusikan secara menyebar ke semua wilayah Pelindo. “Harapannya di masa depan kita bisa masuk ke ekosistemnya bukan hanya di terminal,” harap Andi Hamdani.
Pada tahun ini dua terminal satelit di Belawan dan Makassar sudah beroperasi. Pertumbuhannya mencapai 70 ribu unit per tahun. Semua terminal nantinya akan bergabung dalam satu bendera yakni Pelindo. Secara komersial, akan diberikan paket-paket menarik, sehingga ke depan semua pelayanan akan dikombinasikan ke sejumlah terminal dengan single billing hingga sampai di konsumen. Ke depannya juga akan ada terminal baru, seperti di Banjarmasin, Surabaya dan wilayah Indonesia Bagian Timur. *rah