Denpasar (bisnisbali.com)-Pemerintah Kota Denpasar menganggarkan Rp5,3 miliar (M) untuk subsidi harga kebutuhan pokok di pasar tradisional. Hal ini dilakukan sebagai salah satu upaya menekan laju inflasi di Kota Denpasar yang kini telah mencapai 6,4 persen.
Wali Kota Denpasar I Gusti Ngurah Jaya Negara usai mendampingi kunjungan Menteri Perdagangan RI Zulkifli Hasan di Pasar Badung, Rabu (21/9), mengatakan anggaran untuk subsidi masing-masing Rp2,3 miliar dari Pemkot Denpasar dan sekitar Rp3 miliar dari Sewaka Jaya Mart. “Di desa juga ada anggaran (untuk menekan inflasi) Rp2,2 miliar yang bersumber dari dana desa,” ujarnya.
Dijelaskannya, subsidi diberikan mengingat pada operasi pasar sebelumnya terjadi ketimpangan dengan pedagang pasar. Pedagang merasa dirugikan karena dagangannya tidak laku akibat adanya operasi pasar yang menjual produk lebih murah. Dengan adanya subsidi, masyarakat bisa membeli lebih murah dan pedagang tetap untung. “Misalnya harga bawang merah Rp25.000, kami subsidi Rp2.000,” katanya.
Terkait hal tersebut, pihaknya telah membentuk Tim Pengendalian Inflasi Daerah yang di pasar juga bekerja sama dengam Sewaka Jaya Mart. “Kami tugaskan Sewaka Jaya Mart mampu berkoordinasi. Kami juga melakukan kerja sama dengan Kabupaten Tabanan, Bangli dan Buleleng,” terang Jaya Negara.
Selain itu, TPID Denpasar keliling pasar melakukan bazar pangan yang akan berlangsung hingga Desember mendatang. Saat ini indeks inflasi Denpasar yang telah mencapai 6,4 persen diharapkan bisa ditekan. Setidaknya tidak naik di tengah meningkatnya harga BBM yang memengaruhi harga kebutuhan pokok. *wid