Mendag Sebut Harga Kebutuhan Pokok di Bali Lebih Murah

Pada Rabu (21/9) Menteri Perdagangan RI, Zulkifli Hasan meninjau harga kebutuhan pokok di Pasar Badung, Denpasar. Dari hasil peninjauan dia menyebutkan, harga kebutuhan pokok di Bali rata-rata lebih murah dibandingkan di Pulau Jawa dan luar Pulau Jawa. “Kami bersyukur karena Pak Wali tanggap, mengerti betul dengan harga-harga, sehingga bisa ambil langkah-langkah tepat. Di Pasar Badung ini narga stabil di bawah harga rata-rata pasar lain yang saya datangi,” katanya.

177
BERKUNJUNG - Kunjungan Menteri Perdagangan RI, Zulkifli Hasan di Pasar Badung, Denpasar, Rabu (21/9).

Denpasar (bisnisbali.com) – Pada Rabu (21/9) Menteri Perdagangan RI, Zulkifli Hasan meninjau harga kebutuhan pokok di Pasar Badung, Denpasar. Dari hasil peninjauan dia menyebutkan, harga kebutuhan pokok di Bali rata-rata lebih murah dibandingkan di Pulau Jawa dan luar Pulau Jawa. “Kami bersyukur karena Pak Wali tanggap, mengerti betul dengan harga-harga, sehingga bisa ambil langkah-langkah tepat. Di Pasar Badung ini narga stabil di bawah harga rata-rata pasar lain yang saya datangi,” katanya.

Ia mengatakan, saat ini untuk harga bawang merah yaitu Rp23.000 sampai Rp25.000 per kilogram. Sementara untuk di Jawa rata-rata Rp30.000 per kilogram. Demikian juga untuk harga cabai di Pasar Badung Rp45.000 per kilogram, sedangkan di Jawa rata-rata Rp60.000 per kilogram. Sedangkan harga daging ayam Rp35.000 per kilogram, dan harga daging sapi Rp105.000 per kilogram. “Tapi kambing memang agak mahal karena pengiriman dari Jawa agak ketat, harus berhati-hati dengan PMK (Penyakit Mulut dan Kuku) ini,” katanya.

Sementara itu, salah seorang pedagang, Wayan Wandri mengatakan, harga bumbu dapur mengalami penurunan. “Sudah menurun dan lumayan pembelinya ramai belakangan ini,” kata Wandri.

Ia mengatakan, untuk lombok kecil saat ini dijual Rp55.000 per kilogram, yang sebelumnya Rp65.000 hingga Rp70.000 per kilogram. Bawang merah, harganya Rp25.000 per kilogram yang sebelumnya Rp30.000 per kilogram. Bawang putih saat ini Rp20.000 per kilogram, dimana sebelumnya Rp22.000 per kilogram. Dan untuk lombok besar dari Rp40.000 kini sudah turun menjadi Rp.30.000 per kilogram.

Dalam peninjauan tersebut, Mendag didampingi Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Sukawati, Wali Kota Denpasar I Gusti Ngurah Jaya Negara, Sekretaris Jenderal Kementerian Perdagangan Suhanto, dan Plt. Dirjen Perdagangan Dalam Negeri Kemendag Syailendra.  “MinyaKita pun sudah tersedia di Pasar Badung. Pemerintah akan mengerahkan seluruh daya upaya agar inflasi pangan terkendali,” ungkap Mendag.

Upaya yang dipersiapkan pemerintah dalam mengendalikan inflasi pangan antara lain melalui operasi pasar, subsidi angkutan, serta optimalisasi program Gerai Maritim, Tol Laut, dan Jembatan Udara. “Pemerintah optimistis dapat mengendalikan gejolak harga sebagaimana upaya stabilisasi minyak goreng yang berhasil mencatatkan deflasi dalam empat bulan terakhir,” tambah Mendag.

Sementara itu, di periode yang sama, harga rata-rata eceran nasional minyak goreng pun terpantau turun. Minyak goreng curah turun 2,13 persen menjadi Rp13.800/liter atau di bawah harga eceran tertinggi (HET).

Selain meninjau bahan pokok, Mendag Zulkifli Hasan juga berbelanja minyak goreng dan sejumlah bahan pokok di los sembako, lalu membayar secara nontunai menggunakan Quick Response Indonesian Standard (QRIS) di Pasar Badung. Pembayaran nontunai di Pasar Badung didukung aplikasi e-banking Balipay dari Bank BPD Bali.

Pasar Badung telah mulai mengembangkan dan mengimplementasikan konsep pasar digital. Pedagang Pasar Badung telah menjual bahan pokok secara daring melalui sewakajaya.orderonline.id, sebuah laman yang dikelola oleh Perumda Pasar Sewakadarma Kota Denpasar. Saat berbelanja secara fisik, pembayaran telah dapat dilakukan di los dan kios pedagang menggunakan QRIS.

Pembayaran retribusi pedagang juga telah dapat dilakukan secara elektronik. Kementerian Perdagangan menargetkan penerapan digitalisasi tahun 2022 di 1.000 pasar rakyat dan 1.000.000 pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di seluruh Indonesia. *wid