Tabanan (bisnisbali.com) –Sebanyak 700 wanita Bali yang terdiri kalangan PKK se-Kecamatan Tabanan, perwakilan kampus, sekolah dan komunitas memeriahkan Parade Kebaya Nusantara 2022 di Puri Agung Tabanan, Sabtu (17/9). Parade kebaya ini sebagai salah satu upaya mendukung Hari Kebaya Nasional, penetapan kebaya sebagai Warisan Budaya Tak Benda dan pengusulan kebaya sebagai Warisan Budaya Dunia UNESCO.
Parade dihadiri Bupati Tabanan Dr. I Komang Gede Sanjaya, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak RI Bintang Puspayoga, Dewan Pembina Tim Nasional Hari Kebaya, Anggota Komisi IX DPR RI, tuan rumah Puri Agung Tabanan, Ida Cokorda Anglurah Tabanan, Ketua TP PKK Kabupaten Tabanan Rai Wahyuni Sanjaya, Sekda Tabanan, Asisten Sekda, Kepala OPD di lingkungan Pemkab Tabanan dan Semeton Puri Agung Tabanan.
Kegiatan pelestarian penggunaan kebaya ini memiliki visi melestarikan kebaya sebagai busana dan budaya tradisional Indonesia, memajukan perekonomian Indonesia melalui UMKM perajin kebaya dan perlengkapannya serta memberdayakan perempuan dalam melestarikan kebaya.
Bintang Puspayoga mengungkapkan, ketika berbicara masalah penggunaan kebaya, maka tidak hanya melestarikan budaya, tapi merupakan salah satu cara menghidupkan perekonomian bangsa melalui UMKM. Sebab, dari 65 juta UMKM di Indonesia, 64 juta adalah usaha mikro dan 60 persennya dikelola dan dimiliki oleh perempuan. “Artinya, kalau penggunaan kebaya bergeliat berarti pemberdayaan perekonomian perempuan juga bergeliat,” jelasnya.
Dukungan dan apresiasi tinggi diberikan oleh Bupati Sanjaya. Menurutnya, seorang wanita tampak cantik dan anggun dalam balutan kebaya, terlebih apabila dipadukan dengan sanggul dan aksesorisnya. “Untuk itu, saya sangat berbahagia dan berbangga serta mendukung diadakannya parade budaya ini. Sebab, ditujukan untuk menyosialisasikan penggunaan kebaya sebagai warisan budaya Indonesia. Terlebih kegiatan ini sangat selaras dengan Visi Kabupaten Tabanan Menuju Tabanan Era Baru yang Aman, Unggul dan Madani (AUM), dalam bidang adat, agama, tradisi dan seni budaya,” paparnya.
Hal senada diungkapkan Ketua Dekranasda Tabanan Rai Wahyuni Sanjaya. Ia mendukung dan mengapresiasi kegiatan kebudayaan ini karena mengedepankan peran perempuan dalam pembangunan serta melestarikan adat dan budaya. “Kami harap dengan adanya parade seperti ini kebaya bisa menjadi produk budaya yang diakui oleh UNESCO. Jadi, mendapat pengakuan dari dunia bahwa kebaya merupakan produk budaya Indonesia,” katanya.
Pada akhir kegiatan dilakukan penandatanganan rancangan perjanjian yang berisi Penetapan Hari Kebaya Nasional, Penetapan Kebaya Sebagai Warisan Budaya Tak Benda dan Pengusulan Kebaya sebagai Warisan Budaya Dunia UNESCO oleh Bupati Tabanan, Ketua TP PKK Tabanan, Ida Cokorda Anglurah Tabanan, Sekda, Pimpinan LKP Agung dan komunitas terkait. *man