Optimisme Konsumen Bali Makin Tinggi

Optimisme konsumen Bali semakin tinggi. Itu terlihat dari hasil survei konsumen Bank Indonesia pada Agustus 2022 mengindikasikan keyakinan konsumen terhadap kondisi ekonomi di Provinsi Bali semakin tinggi.

191
PENGENDALIAN INFLASI - Keyakinan konsumen ke depan akan dipengaruhi oleh pengendalian inflasi komoditas bahan pokok seiring dengan pengalihan subsidi bahan bakar.

Denpasar (bisnisbali.com) – Optimisme konsumen Bali semakin tinggi. Itu terlihat dari hasil survei konsumen Bank Indonesia pada Agustus 2022 mengindikasikan keyakinan konsumen terhadap kondisi ekonomi di Provinsi Bali semakin tinggi.

Hal tersebut tercermin dari Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) Provinsi Bali di Agustus 2022 yang tercatat pada area optimis (indeks > 100) sebesar 149, meningkat dari 137,8 pada Juli 2022. “Optimisme tersebut juga lebih tinggi dengan kondisi nasional yang mencatatkan IKK Nasional sebesar 125,1,” kata Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali, Trisno Nugroho di Denpasar, Senin (19/9).

Semakin tingginya keyakinan konsumen Bali didorong oleh relatif stabilnya harga bahan pokok terutama komoditas holtikultura pada Agustus serta sentimen positif terhadap pemulihan ekonomi Bali. Hal ini didukung oleh periode high season bagi kunjungan wisatawan di Agustus dan persyaratan perjalanan yang semakin mudah.

Selanjutnya, keyakinan konsumen ke depan akan dipengaruhi oleh pengendalian inflasi komoditas bahan pokok seiring dengan pengalihan subsidi bahan bakar agar lebih tepat sasaran dan berkeadilan serta berlanjutnya pemulihan sektor pariwisata di Bali. “Meningkatnya keyakinan konsumen Bali pada Agustus 2022 didorong oleh membaiknya persepsi ekonomi saat ini yang tercermin dari Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini (IKE) Provinsi Bali pada Agustus 2022 sebesar 138,5, meningkat dibandingkan 124,8 pada bulan sebelumnya,” paparnya.

Peningkatan tersebut didorong oleh meningkatnya seluruh komponen pembentuk persepsi masyarakat terhadap kondisi ekonomi yaitu kondisi penghasilan saat ini, ketersediaan lapangan kerja dan pembelian barang tahan lama. Sementara itu, ekspektasi konsumen terhadap kondisi ekonomi ke depan, yang tercermin pada Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK) di Provinsi Bali tetap terjaga pada level optimis dengan indeks sebesar 159,5, meningkat dibandingkan pada Juli 2022 sebesar 150,7. Ekspektasi konsumen yang lebih tinggi tersebut disebabkan oleh semakin baiknya perkiraan penghasilan, ketersediaan lapangan kerja dan kegiatan usaha enam bulan yang akan datang.

Sementara itu, Indkes Harga Konsumen (IHK) Gabungan Kota Denpasar dan Kota Singaraja pada Agustus 2022 tercatat mengalami deflasi sedalam 0,23 persen yang ditunjukkan dengan penurunan Indeks Harga Konsumen (tahun dasar 2018=100) dari 112,11  pada Juli 2022 menjadi 111,85 pada Agustus 2022. Sementara itu, tingkat inflasi tahun kalender (year to date/ytd) Agustus 2022 sebesar 4,89 persen. Tingkat inflasi tahun ke tahun (Agustus 2022 terhadap Agustus 2021 atau YoY ) tercatat setinggi 6,38 persen.

Deflasi terjadi karena penurunan harga barang/jasa konsumsi masyarakat yang ditunjukkan oleh turunnya IHK pada empat kelompok pengeluaran, yaitu: kelompok I (makanan, minuman dan tembakau) sedalam 2,15 persen; kelompok VI (transportasi) sedalam 1,32 persen; kelompok V (kesehatan) sedalam 0,06 persen; dan kelompok VII (informasi, komunikasi, dan jasa keuangan) sedalam 0,03 persen. Sementara itu tujuh kelompok lainnya tercatat inflasi, yaitu kelompok IV (perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga) setinggi 2,48 persen; kelompok III (perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga) setinggi 1,34 persen; kelompok X (penyediaan makanan dan minuman/ restoran ) setinggi 0,47 persen; kelompok VIII (rekreasi, olahraga, dan budaya) setinggi 0,46 persen; kelompok IX (pendidikan) setinggi 0,42 persen; kelompok XI (perawatan pribadi dan jasa lainnya) setinggi 0,33 persen; dan kelompok II (pakaian dan alas kaki) setinggi 0,29 persen. *dik