Pengaruh Kenaikan Harga BBM Terhadap Ekonomi Bali

Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Bali menilai pengaruh kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) yaitu pertalite, pertamax dan solar terhadap ekonomi Bali dapat  terlihat dari dua sisi, yaitu daya beli rumah tangga di Bali dan industri pariwisata.

370
Trisno Nugroho

Denpasar (bisnisbali.com) – Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Bali menilai pengaruh kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) yaitu pertalite, pertamax dan solar terhadap ekonomi Bali dapat  terlihat dari dua sisi, yaitu daya beli rumah tangga di Bali dan industri pariwisata.

Kepala KPwBI Bali, Trisno Nugroho di Denpasar menerangkan, masyarakat Bali sebagian besar menggunakan sepeda motor sebagai alat transportasi utama, sehingga kenaikan harga BBM akan menyebabkan kenaikan pengeluaran untuk transportasi. Selanjutnya kenaikan biaya transportasi akan direspons oleh rumah tangga dengan mengurangi pengeluaran untuk komoditas sekunder (kendaraan, pakaian, sepatu, sandal, tas, aksesori, kosmetik) dan tersier (seperti hand phone, rekreasi, perlengkapan hobi). “Dengan demikian, kenaikan harga BBM akan menekan  pengeluaran konsumsi rumah tangga Provinsi Bali,” katanya.

Sementara bagi industri pariwisata, kenaikan harga BBM akan berdampak pada kenaikan tarif transportasi dan tarif kamar hotel, sehingga menyebabkan pengeluaran wisata menjadi lebih mahal. Bagi wisatawan nusantara, kata Trisno, menurunnya alokasi untuk pengeluaran tersier dan semakin mahalnya biaya yang harus dikeluarkan untuk berwisata, akan berdampak pada penurunan kemampuan untuk berwisata ke Bali, meski minatnya masih tinggi.

Penduduk dari Pulau Jawa yang akan melakukan wisata ke Bali melalui perjalanan darat dengan kendaraan pribadi makin menurun sehingga memperlambat tren peningkatan jumlah wisatawan nusantara ke Bali. “Dengan demikian maka diperkirakan kenaikan BBM akan menyebabkan kenaikan inflasi namun tidak akan berdampak secara signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi Bali,” paparnya.

Selain itu, memperhatikan tren pertumbuhan ekonomi dan laju inflasi yang meningkat dalam level yang wajar maka diperkirakan proses pemulihan ekonomi Bali tetap berjalan dan Bali tidak akan mengalami stagflasi.

Sebelumnya Rektor Undiknas University, Prof. Dr. Ir Nyoman Sri Subawa menyebutkan kenaikan harga BBM jenis pertalite, solar subsidi dan pertamax mendapatkan perhatian serius masyarakat, mengingat setiap kenaikan harga BBM rentan mempengaruhi kenaikan harga bahan pangan. Untuk itu ia mengatakan perlu adanya kebijakan untuk memperkuat sumber energi terbarukannya, agar bisa menghasilkan produk pengganti BBM. “Perlu adanya subsitusi BBM, agar ketergantungan terhadap bahan bakar bisa dikurangi,” katanya.

Lalu bagamana proyeksi kenaikan harga BBM berimbas pada peningkatan kemiskinan?. Prof. Sri Subawa melihat pola hidup masyarakat tentu menjadi perhatian semua. Harga yang melambung tentu mempengaruhi keterjangkauan masyarakat membeli BBM.

Mengenai kebijakan pemerintah untuk menaikan harga BBM, ia pun menilai sekiranya perlu komitmen dan konsistensi pemerintah dalam penerapan harga minyak yang menyesuaikan harga minyak dunia.  “Subsidi hanya sesaat membantu masyarakat dan negara. Oleh karenanya perlu memikirkan juga untuk jangka panjangnya,” terangnya. Perilaku masyarakat dalam mengkonsumsi BBM yang terbatas, juga perlu diperhatikan. Sebaiknya terapkan perilaku efisiensi dan penggunaan yang tepat, bukan pemborosan. *dik