Denpasar (bisnisbali.com) –Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Bali memberikan beberapa rekomendasi jangka pendek dan menengah panjang dalam pengendalian inflasi di daerah ini. Rekomendasi BI untuk pengendalian inflasi jangka pendek terbagi atas 3 hal.
Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali, Diah Utari menyampaikan rekomendasi tersebut yaitu pertama, pemberian subsidi harga kepada pedagang. Kedua, mendorong kerja sama antarkota/kabupaten. Ketiga yaitu meningkatkan akurasi data neraca pangan. Keempat, mengalokasikan anggaran untuk subsidi sektor transportasi. Kelima, mengumumkan harga dan tempat penjualan komoditas melalui media cetak dan media elektronik setiap hari (seperti running text di media elektronik). Keenam, mensosialisasikan gerakan urban farming, serta terakhir ketujuh pembentukan protokol pengendalian inflasi.
Sementara untuk jangka menengah/panjang, Diah Utari menyebutkan, dapat memaksimalkan peran Perumda Pasar Mangun Giri Sedana sebagai offtaker komoditas pangan, melakukan transformasi perekonomian Bali di sektor pertanian, pembangunan pasar induk, serta pemanfaatan Controlled Atmosphere Storage (CAS).
Dalam High Level Meeting (HLM), Tim Pengendalian Daerah Provinsi Badung yang membahas upaya menjaga inflasi yang rendah dan stabil serta meningkatkan ketahanan pangan, Diah Utari mengungkapkan jika pemulihan ekonomi Bali terjadi sejak triwulan IV 2021 dan masih terus berlanjut hingga triwulan II 2022. Namun, di sisi lain, tekanan inflasi meningkat signifikan sejak April 2022, terutama akibat kenaikan harga volatile foods dan administered prices.
“Inflasi Provinsi Bali masih lebih tinggi bila dibandingkan dengan provinsi lain di Indonesia, yakni menduduki peringkat ke-6 tertinggi secara nasional. Meskipun telah terjadi deflasi pada Agustus 2022, namun penurunan inflasi tidak sebesar provinsi lainnya,” paparnya.
Ia menyampaikan, terdapat tujuh komoditas yang diperkirakan meningkat pada November – Desember 2022 yang perlu diwaspadai, yakni cabai merah, cabai rawit, bawang merah, beras, daging ayam ras, dan bawang putih. Adapun terdapat beberapa kenaikan harga di Kabupaten Badung, yaitu beras, telur ayam ras, bawang putih, gula, serta tepung terigu.
Sekretaris Daerah Kabupaten Badung, Adi Arnawa menyampaikan terdapat beberapa risiko pengendalian inflasi ke depan. Oleh karena itu, beberapa langkah yang dapat dilakukan dalam pengendalian inflasi baik jangka pendek, menengah, maupun jangka panjang. Dalam jangka pendek di antaranya perlu dilakukan monitoring dan melaporkan stok dan harga komoditas bahan pangan pokok secara rutin setiap hari, optimalisasi program operasi pasar, mendukung gerakan tanam cabai, percepatan vaksinasi ternak, serta peningkatan koordinasi.
Dalam jangka panjang, perlu dilakukan peningkatan peran BUMD, serta mengoptimalkan smart farming dan pengembangan industri pengolahan di sentra produksi. Lebih lanjut, Adi Arnawa menyampaikan tindak lanjut dari TPID Kabupaten Badung atas HLM dan rapat koordinasi yang telah lebih dahulu dilaksanakan yaitu pelaksanaan operasi pasar, kerja sama antardaerah, program bantalan pemerintah pusat, dan (4) membentuk protokol pengendalian inflasi.*dik