Denpasar (bisnisbali.com)-Nelayan di beberapa daerah tidak hanya menghadapi persoalan kenaikan harga bahan bakar minyak bersubsidi, tetapi juga kesulitan mendapatkan BBM. Hal ini menjadi kendala bagi nelayan untuk terus bisa melaut.
Ketua DPD Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Bali I Nengah Manumudhita mengatakan, berdasarkan laporan dari nelayan, beberapa wilayah masih mengalami kendala mendapatkan BBM. Terutama di Nusa Lembongan, Kecamatan Nusa Penida, BBM sering langka. “Jika pun ada nelayan tetap dapat tapi antre lama,” ungkapnya, Rabu (14/9).
Selanjutnya di Tianyar, Kabupaten Karangasem, nelayan masih bisa mendapatkan BBM dengan kuota 60 liter per hari menggunakan Kartu Pelaku Usaha Kelautan dan Perikanan (Kusuka). Sementara kebutuhan nelayan kecil mencapai 20-40 liter untuk sekali melaut.
Di Kedonganan, Kutuh, Ungasan, Tanjung Benoa dan Tuban, Kabupaten Badung,   nelayan masih bisa membeli BBM dengan surat rekomendasi dari dinas terkait. “Di daerah Kuta, Samuh dan Balangan, nelayan membeli BBM harus pakai aplikasi. Sementara aplikasi harus menunggu 14 hari untuk bisa digunakan beli BBM. Surat rekomendasi  dinas tidak bisa digunakan,” jelasnya.
Manumudhita melanjutkan, di Kecamatan Tabanan tidak ada kendala karena nelayan membeli BBM di kios pengecer. Sementara nelayan di beberapa daerah lainnya masih aman untuk mendapatkan BBM.
Menurutnya, kesulitan para nelayan mendapatkan BBM di beberapa wilayah mengingat aturan di daerah satu dengan yang lainnya tidak sama. Kenaikan harga BBM tentu berpengaruh terhadap pendapatam nelayan karena biaya produksi meningkat. *wid