Tabanan (bisnisbali.com)–Untuk mengendalikan inflasi sebagai dampak kenaikan harga BBM, Pemerintah Kabupaten Tabanan berupaya menjaga stabilitas ketahanan pangan salah satunya dengan menanam cabai puluhan hektar. Ketua Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) Kabupaten Tabanan Loka Antara, S.Pt., M.Si., menilai langkah ini masih jauh panggang dari api atau tidak akan signifikan berdampak mencegah inflasi.
“Pengembangan tanaman cabai untuk mengendalikan inflasi bisa saja dilakukan, namun itu tidak akan berdampak signifikan. Upaya itu lebih berdampak pada program ketahanan pangan di Kabupaten Tabanan saja. Sebab, inflasi tidak hanya disebabkan oleh cabai. Ada banyak bahan pangan lainnya ikut sebagai penyumbang. Jadi, dikaitkan dengan kondisi alih fungsi lahan pertanian yang tinggi di Tabanan, kemungkinan akan sulit diupayakan,’’ paparnya, Senin (12/9).
Selain itu, selama ini Kabupaten Tabanan tidak saja sebagai sentra produksi pertanian dalam arti luas. Daerah lumbung beras ini juga menjadi konsumen untuk sejumlah komoditas pertanian. Tujuannya untuk menutupi kekurangan pasokan dari permintaan konsumen terhadap produksi pertanian lokal dan memenuhi kebutuhan konsumen karena komoditas tersebut tidak diproduksi di Tabanan.
Bercermin dari kondisi itu, ketika salah satu komoditas hasil pertanian dari luar masuk ke Tabanan dengan harga yang meningkat akibat kenaikan harga BBM, tentu akan diikuti oleh produksi pertanian yang dihasilkan petani lokal. ”Petani kita tentu akan mengikuti harga pasar saat itu. Tidak mungkin mereka mau produksinya dibeli dengan harga murah. Jadi, kecil dampaknya untuk ikut menekan inflasi,” kilahnya.
Menurut Loka, mencegah inflasi lebih tepat dilakukan dengan menjaga standarisasi harga pangan akibat kenaikan harga BBM. Upaya ini dilakukan dengan cara turun melakukan pemantauan harga secara rutin ke pasar tradisional. Cara itu diharapkan bisa mencegah adanya permainan para spekulan yang mencari untung dengan menaikkan harga setinggi-tingginya.
Upaya yang juga harus dilakukan oleh pemda dalam mencegah inflasi adalah meningkatkan daya beli masyarakat, sehingga mampu mengimbangi inflasi yang terjadi. Pemda, perusahaan daerah dan asosiasi membantu pelaku usaha pertanian agar nilai jual hasilnya meningkat. “Daya beli khususnya pelaku sektor pertanian yang sebagian besar berada di pedesaan akan bisa mengimbangi kenaikan inflasi yang diakibatkan oleh kenaikan harga BBM,” tegas Loka Antara.
Sebelumnya, Bupati Tabanan I Komang Gede Sanjaya mengungkapkan inflasi di Bali pada Juli sampai Agustus 2022 masih cukup tinggi, yaitu 6,74 persen dan 6,39 persen. Lebih tinggi dibandingkan inflasi nasional sebesar 4,69 persen dan masih jauh dari target inflasi nasional. Komoditas pangan penyumbang inflasi di Bali adalah cabai dan bawang merah.
Mendagri dan Gubernur Bali dalam arahannya minta pemda mengambil langkah-langkah strategis dalam pengendalian inflasi di daerah. ”Untuk Tabanan, kami telah mengantisipasi dengan menanam cabai untuk memenuhi kebutuhan sampai akhir tahun dan diharapkan surplus. Selain itu, menguatkan ketahanan pangan masyarakat melalui Perusda Dharma Santhika yang memberikan bantuan/stimulus bibit cabai kepada TP PKK Desa se-Kabupaten Tabanan,” ujar Bupati Sanjaya. *man