Denpasar (bisnisbali.com) – Pameran IKM Bali Bangkit tak hanya membantu perajin memasarkan produk. Melalui kegiatan ini Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Provinsi Bali melakukan edukasi terkait peningkatan kualitas produk serta manajemen pemasaran. Dari sisi kualitas produk, Ketua Dekranasda Provinsi Bali, Ny. Putri Suastini Koster ingin mengembalikan apa yang sebelumnya sempat tergerus seperti kain endek yang diproduksi massal di luar daerah atau motif songket banyak dijiplak untuk kain bordir. “dari sisi manajemen pemasaran, kami terus mengedukasi para perajin yang ikut berpameran agar memupuk jiwa kewirausahaan dan makin familiar dengan sistem digital,” ungkap Putri Suastini Koster lewat keterangan tertulisnya di Denpasar.
Putri Suastini Koster saat menyaksikan peragaan busana yang melibatkan OPD Pemprov Bali serangkaian Pameran IKM Bali Bangkit VII tahun 2022 menyampaikan, kegiatan ini bertujuan untuk mengenal, menyayangi dan bangga memakai karya anak Bali. Sehingga Pulau Dewata suatu saat dapat mewujudkan swadesi di dalam sandang, membuat, menjual dan memakainya.
Selain itu, kegiatan ini merupakan bukti nyata dukungan ASN Pemprov Bali terhadap pelaku IKM. ASN Pemprov Bali memperkenalkan busana karya desainer turut serta dalam pameran IKM Bali Bangkit. ”Ini kerja nyata, dan begini semestinya. Jangan bilang kita mendukung IKM atau UMKM, tapi hanya dalam kata-kata. Dukungan itu mesti dilakukan dalam tindakan nyata dari tempat kita masing-masing,” ujarnya.
Tindakan nyata yang dimaksud, membeli dan menggunakan karya perajin atau desainer lokal. ”Kita menyukseskan kampanye bangga buatan Indonesia. Tak hanya bangga, tapi juga memakainya. Berarti kita sudah turut andil dalam upaya pelestarian,” urainya.
Menurutnya, pameran yang digelar secara estafet sepanjang tahun ini terbukti mampu membantu pelaku IKM dalam meningkatkan omzet penjualan. Pameran IKM Bali Bangkit VII berlangsung belum sampai satu bulan penuh meraup omzet Rp1,5 miliar.
Sejalan dengan edukasi kepada perajin, ia juga menaruh perhatian kepada peragawan/peragawati Pemprov Bali yang akan tampil, tidak hanya untuk fashion show. Diharapkan kehidupan sehari-hari terlebih bekerja di kantor para pegawai dapat menjadi contoh berbusana berestetika dan beretika sehingga dapat menjadi contoh masyarakat umum. ”Setiap hari Kamis berbusana adat kekantor, para pegawai harus bisa membedakan mana busana kekantor, ke pura dan kondangan. Khusus ke kantor diharapkan dapat memakai busana sopan, memiliki estetika, etika dan sesuai pakemnya. Jangan memakai busana seperti orang ngayah di pura, kita sebagai pelayan masyarakat tampilah elegan walaupun dengan pakaian sederhana,” tuturnya. *rah