Denpasar (bisnisbali.com) –Perkembangan indeks Nilai Tukar Petani (NTP) Provinsi Bali tercatat 96,38 pada Agustus 2022 atau naik 0,35 persen dibandingkan kondisi bulan sebelumnya yang tercatat 96,05. Kenaikan ini dipengaruhi oleh penurunan indeks yang diterima petani (It) sebesar -0,60 persen, lebih rendah dibandingkan dengan penurunan pada indeks yang dibayar petani (Ib) yang tercatat sebesar -0,94 persen. “Itu tercatat turun dari 108,90 menjadi 108,25 pada Agustus 2022. Sedangkan Ib tercatat turun dari 113,38 menjadi 112,31,” kata Keala BPS Bali Hanif Yahya di Denpasar, Jumat (2/9).
Menurutnya, indeks NTP Provinsi Bali pada Agustus 2022 masih berada di bawah angka 100. “Hal ini mengindikasikan bahwa dalam tingkatan tertentu nilai tukar produk yang dihasilkan petani belum mampu untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga petani, yang terdiri atas dua hal pokok yaitu konsumsi rumah tangga (RT) dan biaya produksi pertanian,” imbuhnya.
Dari lima subsektor yang menjadi komponen penyusunan indeks NTP, tercatat 3 subsektor yang mampu mencapai angka 100 di Juli 2022, yaitu subsektor hortikultura, subsektor peternakan dan subsektor perikanan.
Hanif merinci berdasarkan subsektor untuk NTP Tanaman Pangan (NTPP)Agustus 2022, indeks nilai tukar petani subsektor tanaman pangan tercatat naik 2,59 persen dari 86,96 pada Juli 2022 menjadi 89,2. Kenaikan pada indeks NTP subsektor tanaman pangan disebabkan oleh meningkatnya indeks yang diterima petani (It) sebesar 1,42 persen, sebaliknya indeks yang dibayar petani (Ib) tercatat turun sebesar -1,14 persen. It tercatat naik dari 9,19 menjadi 100,60 pada bulan Agustus 2022. Peningkatan pada It dipengaruhi oleh meningkatnya indeks harga pada kelompok padi (gabah) yang naik setinggi 1,50 persen dan indeks kelompok palawija yang tercatat naik setinggi 0,44 persen.
Sementara itu, Ib tercatat turun dari 114,07 menjadi 112,77. Hal ini disebabkan oleh turunnya indeks kelompok konsumsi rumah tangga sebesar -1,61 persen, sebaliknya indeks Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM) tercatat naik setinggi 0,34 persen.
Untuk NTP Tanaman Hortikultura (NTPH) pada Agustus 2022 tercatat turun sedalam 6,18 persen, dari 111,06 pada bulan sebelumnya menjadi 104,20. Penurunan tersebut disebabkan oleh turunnya indeks yang diterima petani (It) sebesar -6,80 persen, lebih dalam dibandingkan dengan turunnya Indeks yang Dibayar Petani (Ib) sebesar -0,66 persen. Penurunan yang terjadi pada It disebabkan oleh turunnya indeks pada seluruh kelompok penyusunnya. Penurunan paling dalam tercatat pada kelompok sayur-sayuran yang turun sedalam 10,10 persen, disusul indeks kelompok tanaman obat-obatan yang turun sedalam 1,20 persen, dan kelompok tanaman buah-buahan yang turun sedalam 0,14 persen. “Komoditas yang dominan berpengaruh pada turunnya It, antara lain tomat, cabai merah dan bawang merah,” paparnya. Sementara itu, penurunan Ib disebabkan oleh turunnya indeks konsumsi rumah tangga sebesar -0,82 persen, sebaliknya indeks BPPBM tercatat naik setinggi 0,11 persen. *dik