Mangupura (bisnisbali.com) – Transisi energi sedang berlangsung di seluruh dunia ditandai pergeseran besar dari bahan bakar fosil ke sumber terbarukan. B20 Indonesia Energy, Sustainability and Climate Task Force (ESC TF) menekankan pentingnya mempercepat transisi ke penggunaan energi yang berkelanjutan sebagai faktor kunci dalam mencegah bencana pemanasan global dan perubahan iklim. Deputy Chair Task Force ESC B20, Agung Wicaksono dalam jumpa pers di Nusa Dua, Selasa (30/8) menyatakan, ada tiga aspek penting dalam transisi energi, yakni pendanaan, teknologi dan akses.
“Mengenai pembiayaan energi berkelanjutan, komunitas bisnis akan mendorong ekosistem pembiayaan hijau melalui kolaborasi dengan semua komunitas pembiayaan dengan mempertimbangkan praktik dan metode bisnis terbaik. Begitu juga dengan peningkatan teknologi energi cerdas dan bersih. Dengan isu ini, komunitas bisnis akan mengejar peningkatan teknologi dengan pesat terutama untuk mengantisipasi tantangan transisi energi di masa depan, termasuk integrasi energi terbarukan, efisiensi energi, bahan bakar alternative rendah emisi, dan sebagainya,” ungkap Agung Wicaksono.
Terkait akses, mengamankan aksesibilitas energi di mana komunitas bisnis akan mengejar kemajuan aksesibilitas untuk mewujudkan energi yang terjangkau, andal, berkelanjutan, dan modern, termasuk akses dan transisi energi juga termasuk elektrifikasi di daerah pedesaan dan memasak bersih.
“Dari ketiga pilar tersebut, saat ini kami di TF ESC B20 sedang menjabarkan vektor tindakan, yang diterjemahkan ke dalam rekomendasi dan policy action,” ungkap Agung.
Selain itu, Agung menambahkan, kegiatan ini juga menaruh perhatian yang kuat pada keseimbangan dari transisi energi dan ketahanan energi. Ia juga menyoroti konstelasi geopolitik dan geoekonomi yang bisa menciptakan ketidakpastian terhadap produksi dan konsumsi energi sehingga perlu kolaborasi dan partisipasi untuk membangun ketahanan energi di masa mendatang, terutama energi baru terbarukan.
Agung melanjutkan, aksi bisnis transisi energi telah diwujudkan Pertamina sebagai bagian dari B20 ESC TF. Pertamina telah menjalin kerja sama dengan mitra untuk mendorong kemitraan global dalam penyaluran keuangan, teknologi, dan peningkatan kapasitas. Presidensi B20 Indonesia juga menyoroti beberapa legacy program yang berpotensi besar bisa dilakukan kolaborasi.
“Pertama terkait The Carbon Center of Excellence untuk menavigasi topik perdagangan karbon melalui pusat pengetahuan dan pusat berbagi praktik terbaik. Kedua, menginisiasi Global Blended Finance Alliance untuk SDGs sebagai salah satu terobosan dalam pendanaan yang merupakan kolaborasi antara pemerintah, sektor swasta, lembaga filantropi, akademisi dan pemangku kebijakan lainnya,” tambah Agung. *rah