Gaungkan  ’’Branding’’ Produk Bali, Pameran Bali Bangkit Tempat Edukasi IKM

Pameran Bali Bangkit Tahap ke-7 Tahun 2022 kembali digelar. Selain menjadi wahana promosi, pameran yang melibatkan pelaku industri kecil menengah (IKM) ini juga sebagai tempat edukasi serta upaya terus mendorong branding produk Bali.

218
Gubernur Bali Wayan Koster

Denpasar (bisnisbali.com)-Pameran Bali Bangkit Tahap ke-7 Tahun 2022 kembali digelar. Selain menjadi wahana promosi, pameran yang melibatkan pelaku industri kecil menengah (IKM) ini juga sebagai tempat edukasi serta upaya terus mendorong branding produk Bali.

Gubernur Bali Wayan Koster saat membuka Pameran Bali Bangkit VII di Gedung Ksirarnawa Taman Budaya, Denpasar, Jumat (19/8) lalu, mengatakan  IKM Bali Bangkit pertama kali dilaksanakan saat pandemi Covid-19 melanda tahun 2020. Pameran Bali Bangkit tidak hanya membantu mempromosikan produk IKM, tetapi juga menemukan permasalahan yang dihadapi para perajin selama ini.

“Salah satunya adalah lemahnya kita dalam memproteksi produk lokal kita. Khususnya kain tenun, banyak diproduksi di luar Bali baik dengan menggunakan mesin maupun tangan. Hal ini berdampak signifikan bagi Bali jika dibiarkan. Kita tidak hanya akan kehilangan tenaga kerja, pelaku usaha dan pasar, tetapi juga kehilangan warisan leluhur kita,” ungkapnya.

Dalam kesempatan itu, Gubernur Koster mengingatkan para pelaku usaha/ pedagang agar turut menjaga kualitas produk dan membangun branding Bali. Para pedagang diharapkan konsisten, tertib dan disiplin dalam menjual produknya, seperti menjual dengan harga yang pantas dan memasang label harga. “Dengan demikian citra produk kita akan bagus, memiliki standar kualitas dan pada akhirnya branding Bali semakin kuat,” terangnya.

Orang nomor satu di Bali ini mengajak semua masyarakat menggunakan seluruh produk berlabel Bali, beras Bali, ayam Bali, manggis Bali, salak Bali, garam Bali, arak Bali, tenun Bali dan produk lainnya. “Produk yang diproduksi di Bali, dijual di Bali dan dibeli terutamanya oleh orang Bali. Dengan demikian perekonomian kita akan berputar dan masyarakat lebih sejahtera,” ujarnya.

Menurut Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Provinsi Beli  Ny. Putri Suastini Koster, pelaksanaan IKM Bali Bangkit bukan semata-mata untuk berpameran atau berjualan, tetapi juga menemukan permasalahan yang dihadapi para perajin dan edukasi. Melalui pameran ini pihaknya  menemukan kondisi kain tenun Bali di ambang memprihatinkan. “Kain kita banyak ditenun di luar Bali dan motif kita banyak ditiru dan diproduksi secara massal. Hal ini tentu saja tidak dapat kita biarkan karena berdampak signifikan. Kita tidak hanya bisa kehilangan warisan budaya, tetapi juga kehilangan pasar dan konsumen yang menyebabkan perekonomian kita menjadi lemah,” jelasnya.

Jika kondisi ini dibiarkan, tenun tidak akan bertahan di rumahnya sendiri. Tenun hanya sebuah cerita. Untuk itu, diperlukan langkah-langkah nyata untuk melindungi dan melestarikan tenun Bali. “Dekranasda Provinsi Bali juga akan terus menjembatani permasalahan yang dihadapi para perajin dengan stakeholder yang ada sehingga produk kerajinan kita lestari dan dapat memperkuat perekonomian Bali,” imbuh Bunda Putri, panggilan akrbanya. *wid