Denpasar (bisnisbali.com) – Peningkatan pertumbuhan ekonomi Bali pada triwulan II 2022 selain dipengaruhi kategori administrasi pemerintahan, pertahanan dan jaminan sosial wajib juga dipengaruhi peningkatan aktivitas pada lapangan usaha kategori transportasi dan pergudangan. Itu terlihat secara kasat mata di mana tingkat kepadatan lalu lintas jalan raya di Bali pada triwulan II-2022 yang berbeda dibandingkan dengan triwulan sebelumnya.
Kepala BPS Bali Hanif Yahya menyebutkan, peningkatan kepadatan lalu lintas tersebut bersumber dari peningkatan arus transportasi barang akibat peningkatan produksi di sektor primer dan sekunder. Kemudian, kepadatan lalu lintas juga bersumber dari peningkatan arus penumpang pada aktivitas perkantoran dan bisnis, aktivitas pendidikan yang berlangsung secara tatap muka, serta aktivitas pariwisata yaitu transportasi bagi para wisatawan.
Pada jalur transportasi udara, lalu lintas penerbangan di Bandara Ngurah Rai mengalami lonjakan pada triwulan II-2022 utamanya pada jalur penerbangan internasional. Data jumlah keberangkatan penumpang pada jalur internasional selama triwulan II-2022 tercatat lebih dari 328 ribu, jauh melebihi jumlah keberangkatan pada triwulan I-2022 yang hanya 12 ribu penumpang.
Kemudian, volume barang yang dimuat selama triwulan II-2022 juga mengalami peningkatan signifikan hingga lebih dari lima kali lipat secara q-to-q. Hanif juga menyampaikan pada jalur penyeberangan melalui ASDP di Gilimanuk dan Padang Bai, peningkatan tercatat pada volume penumpang dan kendaraan masing-masing lebih dari 40 persen. “Peningkatan tersebut dipengaruhi oleh arus mudik lebaran dan aktivitas pariwisata selama masa liburan sekolah,” ujarnya.
Ia pun mengungkapkan sektor pendukung lainnya dari pengadaan listrik dan gas yang juga merupakan sektor penunjang bagi aktivitas ekonomi lain, juga mengalami peningkatan yang tinggi selama triwulan II-2022. Berdasarkan data dari PLN Distribusi Bali, pada triwulan II-2022 secara total tercatat peningkatan kwh jual listrik sampai dua digit dibandingkan triwulan I-2022. Peningkatan tercatat pada seluruh segmen pelanggan dengan peningkatan tertinggi berasal dari segmen pelanggan bisnis (18,01 persen), kemudian diikuti segmen pelanggan industry 7,26 persen dan segmen pelanggan rumah tangga 6,73 persen.
“Hal tersebut kiranya mengkonfirmasi peningkatan aktivitas ekonomi pada sektor jasa-jasa seperti hotel dan restoran selama triwulan II-2022 sejalan dengan meningkatnya jumlah kunjungan wisatawan mancanegara ke Bali,” jelasnya.
Peningkatan pada sektor penunjang transportasi dan ketenagalistrikan diduga kuat dipengaruhi oleh meningkatnya aktivitas pariwisata di Bali selama triwulan II-2022. Pelonggaran kebijakan bagi pelaku perjalanan dalam negeri (PPDN) dan luar negeri (PPLN) mendorong peningkatan jumlah kunjungan wisatawan yang berkunjung ke Bali.
Dinas Pariwisata Provinsi Bali mencatat jumlah kunjungan wisatawan domestik mencapai sekitar 2,2 juta kunjungan pada triwulan II-2022, meningkat dibandingkan triwulan I-2022 yang hanya sekitar 1,5 juta kunjungan atau naik sebesar 51 persen secara q-to-q. Peningkatan yang lebih fantastis tercatat pada jumlah kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) yang mencapai sekitar 356 ribu kunjungan pada triwulan II-2022 dibandingkan triwulan sebelumnya yang masih pada level puluhan ribu atau tepatnya 15.933 kunjungan.
Kendati demikian, tingkat kunjungan wisman tersebut masih jauh di bawah kondisi saat sebelum terjadi pandemi Covid-19 yang mencapai lebih dari satu juta kunjungan tiap triwulannya. Peningkatan jumlah kunjungan wisatawan ke Bali tersebut, selain berdampak pada tingkat kunjungan di tempat-tempat daya tarik wisata, tentunya juga berdampak pada meningkatnya permintaan terhadap jasa akomodasi (hotel) dan restoran/rumah makan yang tercakup dalam lapangan usaha katagori penyediaan akomodasi dan makan minum. Kondisi tersebut terkonfirmasi berdasarkan indikator rata-rata tingkat penghunian kamar (TPK) hotel berbintang selama triwulan II-2022 yang tercatat sebesar 29,24 persen, lebih tinggi dibanding capaian TPK pada triwulan I-2022 yang hanya 19,11 persen. *dik