Denpasar (bisnisbali.com) – Penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) sebagai fasilitas pembiayaan dari pemerintah pusat bertujuan untuk mendorong pemulihan ekonomi di daerah. Penyaluran KUR di Bali hingga 30 Juni 2022 mencapai Rp4,6 triliun.
“Sampai dengan periode semester I tahun 2022, untuk penyaluran KUR di Bali masih didominasi oleh KUR skema mikro yang mencapai Rp2,7 triliun untuk 66 ribu debitur,” kata Kepala Kanwil Ditjen Perbendaharaan (DJPb) Kementerian Keuangan Provinsi Bali, Teguh Dwi Nugroho di Denpasar.
Berdasarkan data kabupaten/kota, penyaluran KUR mikro tertinggi dicapai oleh Kota Denpasar dengan total Rp772 miliar. Sedangkan dari sektor produksi, sektor perdagangan besar dan eceran masih mendominasi dengan besaran 44 persen diikuti dengan sektor pertanian, perburuan dan kehutanan dengan 22 persen. “Secara total, penyaluran pada sektor produksi mencapai 56 persen sedangkan nonproduksi sebesar 44 persen,” ujarnya.
Diakui Kementerian Keuangan Regional Bali akan terus berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait untuk mengawal dan mendorong agar pelaksanaan anggaran di Provinsi Bali terus berjalan dengan baik hingga akhir tahun anggaran. Untuk itu, diperlukan perhatian seluruh pihak terkait agar dapat bersinergi dengan lebih baik lagi dan mendorong realisasi belanja pemerintah baik pusat maupun daerah, dengan tetap mengedepankan integritas, akuntabilitas, dan prinsip value for money.
Dengan demikian, diharapkan perekonomian khususnya di Provinsi Bali tetap berjalan dengan baik dan mampu bangkit dari pelemahan akibat pandemi Covid-19 ini. Sebelumnya Direktur Operasional Bank BPD Bali, IB Setia Yasa mengatakan penyaluran KUR merupakan solusi untuk mendorong pemulihan ekonomi. Dengan KUR, masyarakat yang ingin mengembangkan usahanya, akan mendapatkan subsidi bunga. Dengan adanya KUR diharapkan bisa mendorong pertumbuhan kredit di tengah situasi pandemi.
Sementara itu pemerhati ekonomi Kusumayani, M.M. menyampaikan, kondisi ekonomi saat ini penting bagi UMKM maupun usaha lainnya dalam hal permodalan. Utamanya UMKM sebagai pendukung perekonomian sehingga peran perbankan sangat diperlukan. “Terutama bagi pengusaha muda, peran perbankan sangat diperlukan,” katanya.
Dukungan perbankan dari sisi permodalan bisa lewat penyaluran KUR serta berbagai produk pembiayaan UMKM lainnya yang disesuaikan dengan kebutuhan permodalannya.
KUR diklaim mampu meningkatkan lapangan pekerjaan, sekaligus mendorong UMKM naik kelas. Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dalam risetnya memperkirakan penyaluran KUR memiliki kontribusi besar dalam menyerap 32,1 juta lapangan kerja. “Alhamdulillah kalau upaya kita membuka lapangan kerja mendapat apresiasi dari BRIN. Ini tentu merupakan kolaborasi dari banyak pihak yang membantu BUMN untuk terus berkontribusi nyata dalam perekonomian bangsa,” ujar Menteri BUMN Erick Thohir dalam tertulisnya, beberapa waktu lalu.
“Tentu kita tidak boleh berpuas diri, pemerintah berkomitmen untuk terus meningkatkan porsi pembiayaan kepada UMKM yang akan berdampak langsung pada peningkatan lapangan kerja baru,” ucap Erick.
Erick menyampaikan porsi pembiayaan untuk UMKM di Indonesia baru sekitar 20 persen atau masih tertinggal dibandingkan negara-negara tetangga seperti Singapura 39 persen, Malaysia dan Thailand 50 persen, Jepang 65 persen dan Korea Selatan dengan 80 persen. Hal ini selaras dengan arahan Presiden Joko Widodo yang menargetkan pembiayaan perbankan untuk sektor UMKM mencapai 30 persen pada 2024 dan terus meningkat hingga 50 persen.
Erick meminta holding BUMN ultramikro yang digawangi BRI, PNM, dan Pegadaian, tak sekadar membantu pembiayaan, melainkan juga mendampingi pelaku UMKM agar mampu beradaptasi dengan perubahan model bisnis pasca-pandemi. Pasalnya, hanya 12,5 persen UMKM yang tak terdampak pandemi lantaran mampu memanfaatkan digitalisasi dalam menjual produk. Sementara 87,5 persen UMKM lainnya mengalami tekanan besar akibat pandemi.
“Kita harapkan upaya ini dapat membawa pelaku UMKM semakin naik kelas dan bisa bisa bersaing dengan baik di dalam maupun dengan negara tetangga. Kenaikan jumlah dana KUR dengan sendirinya akan semakin banyak menyerap tenaga kerja,” kata Erick. *dik