Tabanan (bisnisbali.com) – Musim panen buah lokal memberi berkah tersendiri bagi sejumlah petani di Kabupaten Tabanan sekarang ini. Betapa tidak, di tengah melimpahnya pasokan buah, harga hasil pertanian petani di daerah lumbung pangan ini tidak murah atau anjlok.
Buah lokal yang memasuki musim panen di antaranya durian, mangga dan sawo. Komoditas buah yang tergolong musiman tersebut gampang dijumpai dijual di pasar tradisional, bahkan di sejumlah pinggir ruas jalan.
Kepala Dinas Pertanian (Distan) Kabupaten Tabanan I Made Subagia menyampaikan, buah lokal tengah memasuki musim panen saat ini. Seiring dengan itu, pasokan buah di pasaran jumlahnya meningkat dibandingkan sebelumnya. Pemasarannya tidak hanya tertuju pada pasar lokal, namun juga sudah terserap ke pasar antarpulau. “Contohnya durian ada yang terserap ke Mataram. Bahkan, jumlahnya cukup banyak dan habis semua,” jelasnya, Selasa (2/8).
Menurutnya, saat ini serapan terhadap buah lokal tidak ada masalah, karena hampir semua jenis terserap oleh pasar. Harga rata-rata buah lokal ini pun berada di kisaran stabil karena perlakuan pascapanen yang sudah semakin bagus. Jadi, hampir tidak ada buah yang dijual murah karena dalam kualitas rijek.
Misalnya durian yang tidak laku dijual dalam kualitas buah segar, oleh sejumlah pedagang buah dijual dalam bentuk durian kupas dikemas di dalam boks plastik yang sebelumnya telah didinginkan di freezer. Oleh karena dikemas dalam bentuk durian kupas, buah lokal ini tetap laku di pasar, sehingga petani tetap bisa bisa menikmati harga jual yang menjanjikan.
Saat ini harga durian kualitas grade A atau super dibandrol di kisaran Rp50.000 hingga Rp60.000 per buah. Selanjutnya durian kualitas grade B atau tanggung harganya Rp30.000-Rp40.000 per buah, grade AC (kecil) Rp20.000-Rp25.000 per buah dan grade C (kecil) di bawah Rp20 ribu per buah.
Pangsa pasar menjanjikan pada musim panen ini juga terjadi pada produksi kopi robusta yang merupakan komoditas unggulan petani di Kabupaten Tabanan. Kualitas dan pangsapasarnya cukup bagus karena rata-rata petani kopi sudah menerapkan perlakukan budi daya yang dianjurkan atau sesuai SOP. “Hasil kunjungan saya turun ke petani kopi, rata-rata mereka (petani) menyatakan tidak ada masalah sepanjang mengikuti SOP,” tegas Made Subagia. *man