Denpasar (bisnisbali.com) – Bank sentral mencatat pertumbuhan kredit UMKM juga meningkat sebesar 17,37 persen (yoy) pada Juni 2022. Dalam upaya mengakselerasi pemulihan intermediasi guna memperkuat momentum pemulihan ekonomi, Bank Indonesia terus mendorong perbankan untuk meningkatkan penyaluran kredit kepada sektor prioritas dan inklusif, serta memperkuat sinergi dengan pemerintah, otoritas lainnya dan dunia usaha.
Dengan memperhatikan perkembangan dan upaya yang dilakukan di atas, pertumbuhan kredit pada 2022 diprakirakan lebih tinggi dibandingkan prakiraan sebelumnya, menjadi dalam kisaran 9,0-11,0 persen (yoy) dengan kecukupan likuiditas perbankan yang tetap terjaga.
Berdasarkan informasi tertulis, BI menyebutkan suku bunga perbankan terus menunjukkan penurunan sejalan dengan tren perbaikan persepsi risiko. Di pasar uang, suku bunga IndONIA pada Juni 2022 stabil sebesar 2,80 persen dibandingkan dengan Juni 2021. Di pasar dana, suku bunga deposito 1 bulan perbankan turun sebesar 69 bps sejak Juni 2021 menjadi 2,81 persen pada Juni 2022. Di pasar kredit, suku bunga kredit menunjukkan penurunan 58 bps pada periode yang sama menjadi 8,94 persen, di tengah membaiknya persepsi risiko perbankan. Bank Indonesia memandang peran perbankan dalam penyaluran kredit/pembiayaan, termasuk melalui penurunan suku bunga kredit, dapat ditingkatkan guna makin mendorong pemulihan ekonomi nasional.
BI juga mencatat ketahanan sistem keuangan tetap terjaga dan intermediasi perbankan terus meningkat. Rasio kecukupan modal (Capital Adequacy Ratio/CAR) perbankan Mei 2022 tetap tinggi sebesar 24,67 persen dan rasio kredit bermasalah (Non Performing Loan/NPL) tetap terjaga, yakni 3,04 persen (bruto) dan 0,85 persen (neto).
Bank sentral mencatat pada Juni 2022, Dana Pihak Ketiga (DPK) tumbuh sebesar 9,13 persen (yoy), sementara intermediasi perbankan melanjutkan perbaikan dengan pertumbuhan kredit sebesar 10,66 persen (yoy). Intermediasi yang membaik terutama pada kredit produktif, yaitu kredit modal kerja dan kredit investasi, serta pada sebagian besar sektor ekonomi.
Dari sisi penawaran, standar penyaluran kredit perbankan tetap longgar, terutama di sektor industri, perdagangan dan pertanian seiring dengan membaiknya persepsi risiko kredit. Dari sisi permintaan, pemulihan kinerja korporasi terus berlanjut, tercermin dari perbaikan penjualan terutama di sektor perdagangan dan industri. perbaikan kinerja tersebut meningkatkan kemampuan membayar dan belanja modal korporasi, serta meningkatkan permintaan pendanaan dari korporasi. *dik