Tabanan (bisnisbali.com) – Uji laboratorium Balai Besar Veteriner Denpasar terhadap sampel air liur tiga ekor sapi di Desa Demung, Kecamatan Kediri, Kabupaten Tabanan, menunjukkan positif penyakit mulut dan kuku (PMK). Sumber penularan diduga karena berbatasan dengan daerah terdampak dan cuaca ekstrem yang terjadi belakangan ini.
Guna memutus penyebaran PMK di Tabanan, tiga ekor sapi yang positif PMK itu langsung dipotong bersyarat sesuai SOP. Bagian kepala, ekor, jeroan dan tulang kaki dimusnahkan atau dikubur, sedangkan daging bisa dikonsumsi. “Hasil lab kami terima Senin (25/7) kemarin malam. Kami langsung melakukan pendekatan dengan pemilik ternak untuk mencegah penyebaran agar mereka juga siap melakukan tindak lanjut. Saat pemotongan sapi diperiksa oleh dokter hewan untuk memastikan virus tidak menyebar,’’ tutur Kepala Dinas Pertanian (Distan) Kabupaten Tabanan I Made Subagia, Selasa (26/7).
Pemotongan sapi dilakukan bekerja sama dengan tukang jagal (tukang potong hewan). Agar peternak tidak rugi banyak, ada perhitungan antara tukang jagal dan peternak untuk pembelian daging sapi. Di samping itu, pihaknya sedang memproses agar peternak yang sapinya positif PMK mendapatkan santunan Rp10 juta per ekor dari kementerian dengan melengkapi administrator berbasis NIK dan foto dokumentasi hewan yang positif PMK.
Subagia menduga munculnya kasus PMK pada sapi di Desa Demung disebabkan oleh lokasinya yang berbatasan dengan kabupaten lain yang terlebih dahulu terdampak PMK. Sebab, penyebaran virus tersebut tidak hanya dipicu perdagangan ternak yang saat ini sudah dibatasi, tapi juga bisa melalui udara dengan jangkaun hingga radius 10 kilometer. Kondisi itu diperparah lagi oleh kondisi cuaca ekstrem yang membuat sapi menjadi lemah dan mudah terserang virus.
Mantan Kadis Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Tabanan ini menjelaskan, hampir semua sapi yang ada di Desa Demung sudah divaksinasi PMK sehingga diharapkan kasus tidak menyebar ke daerah lain. Meski begitu sebagai upaya pencegahan, pihaknya akan menggenjot pelaksanaan vaksinasi di daerah-daerah yang belum terjangkau. “Mudah-mudahan kami segera mendapat tambahan vaksin PMK dari provinsi. Saat ini kami baru menerima 5.000 dosis vaksin dan itu sudah habis dibagikan ke kecamatan,” ujarnya.
Jumlah vaksin itu masih kecil atau jauh untuk bisa menjangkau seluruh ternak yang berpotensi tertular PMK. Sebab, saat ini jumlah populasi sapi mencapai 39.329 ekor. Belum lagi populasi kerbau, babi dan kambing yang jumlahnya juga cukup banyak. “Jadi, saat ini alokasi vaksin PMK yang didapat difokuskan untuk sapi yang ada di perbatasan saja,” kilahnya.
Hingga kini Distan Tabanan sudah menggunakan 3.374 dosis. Rinciannya, Kecamatan Baturiti disalurkan 800 dosis, Marga 1.100 dosis, Kediri 574 dosis, Selemadeg Timur 21 dosis, Selemadeg 656 dosis, Selemadeg Barat 185 dosis dan Kecamatan Pupuan 38 dosis. *man