Kinerja Ekspor Dorong Pertumbuhan Ekonomi Kuartal II

Kinerja ekspor yang dominan disumbangkan oleh batu bara, CPO, nikel maupun baja dinilai akan mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II-2022. "Sumbangannya cukup besar dari harga komoditas batu bara, CPO, nikel, industri baja yang turut menyumbang devisa dan pertumbuhan ekspor," ujar Ekonom Bhima, Selasa (19/7).

199
KINERJA EKSPOR – Bongkar muat peti kemas di salah satu pelabuhan di Bali, beberapa waktu lalu. Kinerja ekspor dinilai akan mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II-2022.

Denpasar (bisnisbali.com) – Kinerja ekspor yang dominan disumbangkan oleh batu bara, CPO, nikel maupun baja dinilai akan mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II-2022. “Sumbangannya cukup besar dari harga komoditas batu bara, CPO, nikel, industri baja yang turut menyumbang devisa dan pertumbuhan ekspor,” ujar Ekonom Bhima, Selasa (19/7).

Meskipun pemerintah melarang ekspor CPO selama tiga minggu pada kuartal II, menurut dia, hal ini tidak berpengaruh signifikan karena saat ekspor dibuka kembali harga CPO di pasar internasional masih relatif tinggi. Selain itu, faktor pendorong pertumbuhan lainnya adalah membaiknya kinerja sektor pengolahan yang ditandai dengan kenaikan Purchasing Managers Index (PMI) manufaktur pada Mei dan Juni tahun ini. “Jadi belanja bahan bakunya cukup meningkat signifikan,” ujar Bhima.

Momen libur Idul Fitri juga mendorong pertumbuhan ekonomi pada kuartal II. Mobilitas masyarakat yang relatif longgar menyebabkan konsumsi rumah tangga naik signifikan. Kemudian, kebijakan pemberian Tunjangan Hari Raya (THR) bagi pegawai swasta maupun negeri yang terbukti mampu mendorong daya beli masyarakat juga memberikan kontribusi kepada konsumsi.

Dengan berbagai dorongan itu, Bhima memproyeksikan ekonomi pada kuartal II bisa tumbuh sebesar 4,9 persen secara year on year (yoy) atau masih berada pada kisaran pemerintah. Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan konsumsi rumah tangga, investasi, hingga ekspor dan impor akan menjadi mesin pendorong pertumbuhan ekonomi pada kuartal II di kisaran 4,8 persen-5,3 persen.

Sementara itu, nilai ekspor barang Provinsi Bali ke luar negeri pada Mei 2022 tercatat turun 21,27 persen (m-t-m), dari 60.658.805 dolar AS pada April 2022 menjadi 47.759.366 dolar AS pada Mei 2022. Sedangkan jika dibandingkan dengan Mei 2021 (y-o-y), nilai ekspor Bali tahun ini tercatat naik 25,18 persen. Dari 5 besar negara tujuan ekspor Bali di bulan Mei 2022, nilai Ekspor ke Jepang tercatat turun paling dalam secara month to month (-43,69 persen).

Penurunan ini terutama disebabkan karena turunnya ekspor produk ikan, krustasea, dan moluska (HS 03). Nilai ekspor kumulatif pada periode Januari-Mei 2022 tercatat sebesar US$ 249.491.918, naik 21,61 persen dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya.

Berlawanan arah dengan ekspor Bali, kinerja impor Provinsi Bali pada Mei 2022 menunjukkan peningkatan. Nilai impor barang Provinsi Bali dari luar negeri pada Mei 2022 tercatat sebesar 6.268.119 dolar AS, naik 85,36 persen dibandingkan April 2022 (m-t-m) yang tercatat sebesar 3.381.631 dolar AS. Secara year on year, nilai impor Provinsi Bali pada Mei 2022 tercatat meningkat setinggi 160,27 persen.

Dari lima besar negara asal impor pada Mei 2022, nilai impor dari Hongkong tercatat mengalami peningkatan paling tinggi secara month to month (297,89 persen), yang utamanya disebabkan oleh naiknya impor produk mesin dan perlengkapan elektrik serta bagiannya (HS 85). Secara kumulatif, nilai impor pada periode Januari-Mei 2022 tercatat sebesar US$ 18.278.580 turun 5,51 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. *rah