Denpasar (bisnisbali.com) – Sebagai alat pemersatu bangsa, rupiah didesain untuk mewakili seluruh wilayah Indonesia dan generasi bangsa. Bali sendiri mendapatkan tempat yang istimewa dalam desain rupiah dengan hadirnya I Gusti Ngurah Rai, I Gusti Ketut Pudja, tari legong, tari pendet, pura Ulun Danu, batik Gringsing dan lain-lain pada mata uang rupiah.
Hal tersebut disampaikan Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Bali, Trisno Nugroho terkait Ciri-ciri Keaslian uang Rupiah dan Pemahaman UU No 7 Tahun 2011 Tentang Mata Uang di Denpasar, Selasa (19/7). Ia memaparkan penentu pahlawan nasional sudah dikoordinasikan pemerintah dengan metode tertentu dan beberapa kriteria di antaranya belum pernah digunakan dalam uang rupiah kecuali proklamator. Selanjutnya keterwakilan daerah dan gender, ruang lingkup dan periode perjuangan pahlawan, ketokohan dan dapat diterima oleh seluruh pihak atau tidak menimbulkan kontroversi.
Selain pahlawan, kata dia, pada desain uang rupiah juga terdapat kekayaan alam Indonesia seni dan budaya serta flora dan fauna dari nusantara. Sementara berdasarkan siklus pengelolaan uang rupiah, berdasarkan uang undang-undang mata uang nomor 7 tahun 2011 perencanaan dan penentuan jumlah rupiah, BI berkoordinasi dengan pemerintah untuk mencetak. Pencetakan dilakukan di dalam negeri dengan menunjuk BUMN sebagai pelaksana melalui koordinasi BI dengan pemerintah.
Untuk pengeluaran rupiah dilakukan dan ditetapkan BI. BI menetapkan tanggal bulan dan tahun mulai berlakunya untuk pengedaran. BI satu-satunya yang berwenang mengedarkan ke masyarakat. “Antara pencabutan dan penarikan rupiah dari peredaran dilakukan dan ditetapkan BI. Begitu pula untuk pemusnahan terhadap rupiah dilakukan oleh BI yang berkoordinasi dengan pemerintah,” jelasnya.
Terkait dengan perencanaan, Trisno menerangkan, tahapan perencanaan meliputi penentuan jumlah rupiah yang akan dicetak, termasuk asumsi makro ekonomi dan pemusnahan, rencana pengeluaran uang, kriteria bahan baku. Sementara untuk perencanaan memperhatikan kesiapan infrastruktur wilayah dan mempertimbangkan sinergi dengan arah kebijakan nontunai.
Berikutnya salah satu tugas perencanaan adalah menentukan desain uang dengan prinsip mudah dikenali, menyulitkan pemalsuan dan masa edar lebih lama. Yang tidak kalah penting adalah salah satu perencanaan dalam desain rupiah adalah pemilihan warna untuk lebih memudahkan pengenalan ciri keasliannya. Pemilihan warna pada rupiah menggunakan skema munsell yaitu untuk pecahan dengan angka depan sama digunakan warna yang berbeda secara kontras.
“Berdasarkan survei lebih dari 90 persen responden membedakan uang berdasarkan warna. Mata uang di dunia yang memiliki skema serupa dengan rupiah antara lain euro, ringgit, dollar Singapura, baht, yuan dan berbagai mata uang lainnya,” jelasnya.
Ia pun mengingatkan untuk pencetakan uang dilakukan oleh BI dengan menunjuk BUMN atau Peruri sebagai pelaksana pencetakan rupiah. Pencetakan dilaksanakan di dalam negeri. Pencetakan uang memperhatikan penguatan bahan serta unsur pengaman uang rupiah sesuai teknologi terkini dan best practices, di mana terbagi level 1 seperti benang pengaman atau micro optics watermark color shifting ink. Level 2 seperti UltraViolet dan infrared level dan level 3 seperti tagant.
Trisno memaparkan terkait ciri khusus uang rupiah atau tanda pengaman dapat dikenali dengan dilihat, diraba dan diterawang. Dilihat lewat teknik pewarnaan, warna uang terlihat terang dan jelas. Color shifting, berupa efek gerak dinamis dan berubah warna. Benang pengaman, benang yang tertanam pada bahan uang rupiah. Dan multi color latent image dan latent image, dapat dilihat dari sudut pandang tertentu.
Diraba lewat intaglio tinta cetak yang terasa kasar apabila diraba. Blind code garis di sisi kanan dan kiri uang kertas yang terasa kasar bila diraba. Diterawang lewat rectoverso gambar saling isi yang membentuk logo BI. Water mark berupa gambar pahlawan yang tertanam pada bahan uang.
“Alat bantu pengenalan ciri-ciri keaslian uang rupiah juga dapat dilakukan dengan menggunakan alat bantu seperti kaca pembesar dan sinar ultraviolet. Penggunaan alat ini sangat disarankan untuk pedagang teller bank dan profesi lainnya yang sering berhubungan dengan uang tunai,” ungkapnya.
Ditambahkan pemanfaatan teknologi terbaru pada desain rupiah terlihat dari bahan dan desain menggunakan durable paper menghadirkan program pembangunan Indonesia.Teknik pewarnaan telah mengadopsi tinta varnish sehingga memiliki usia edar yang lebih tahan lama. Rpiah juga menggunakan benang pengaman micro lenses menggunakan tinta optically variabel magnetic ink (OVMI) spark.*dik