INOVASI menjadi bagian penting dalam berwirausaha dewasa ini guna menarik minat konsumen. Beragam upaya pun dilakukan untuk itu. Seperti inovasi nasi bungkus ala Jepang yang dikemas model Indonesia menyerupai nasi bungkus warung tegal (warteg).
Nasi bungkus ala Jepang itu bisa ditemukan di seputaran Jalan Tukad Pakerisan, Denpasar. Riska Aditya selaku manajemen tim mengaku sengaja membuat sesuatu yang berbeda. “Konsep kami nasi bungkus ala Jepang, tapi dikemas layaknya nasi warteg atau nasi padang,” ungkapnya saat ditemui di lokasi, Sabtu (16/7).
Inspirasinya datang langsung dari sang pemilik yang menyukai hal-hal berbau Jepang sekaligus gemar kuliner. Riska kemudian mencetuskan ide menggabungkan antara kuliner Jepang dan Indonesia. Hal ini bisa dilihat dari nasi pulennya, lauk-pauk khas Jepang dan taburan nori (rumput laut) di atasnya yang disatukan dengan citarasa sambal pedas khas Indonesia.
Daya tarik nasi bungkus Jepang yakni pada keunikan kemasannya yang menggunakan daun pisang kemudian dibalut lagi dengan kertas nasi. Aroma daun pisang dinilai lebih dapat meningkatkan citarasa makanan tersebut. “Kan belum ada nasi Jepang yang dibungkus. Umumnya rice bowl dan ramen. Nah, ini nasi Jepang tapi dibungkus,” katanya.
Sebungkus nasi Jepang dijual mulai Rp15.000 sampai Rp29.000. Harga disesuaikan dengan lauk pauk yang menyertai. “Paling murah Rp15.000. Ini nasi omega, isinya telur, sosis, taburan nori dan sambal. Di sini menu favorit kari dan sapi lada hitam. Sapi lada hitam terdiri dari beef sliced, bawang bombai, ditumis dan dicampur dengan saos sapi lada hitam. Yang tergolong Jepang banget, menu yakiniku dan karinya,” paparnya.
Oleh karena harga yang relatif murah, outlet-nya bisa menjual 300 sampai 400 bungkus nasi Jepang per hari. Ini merupakan tempat penjualan pertama di Bali. Sementara outlet pertama dibuka di BSD Tangerang pada awal 2022 lalu. Meski baru seminggu dibuka di Bali, antusias konsumen sangat tinggi. *wid