Denpasar (bisnisbali.com) – Resesi ekonomi diproyeksikan akan membayangi beberapa negara, termasuk Indonesia dikabarkan akan terkena imbasnya. Ancaman resesi global ini diasumsikan akibat tekanan inflasi begitu tinggi. Menyikapi kondisi ini Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira kepada Bisnis Bali, Senin (18/7) menyampaikan dampak resesi ekonomi ke Indonesia ada 4. Pertama, terjadi pelemahan nilai tukar rupiah semakin dalam karena keluarnya arus dana asing dan pelemahan harga komoditas ekspor unggulan.
Kedua, inflasi pangan dan energi terus mendorong terjadinya stagflasi di mana kenaikan harga atau biaya hidup masyarakat tidak dibarengi dengan naiknya kesempatan kerja. Ketiga, PMI Manufaktur kembali alami kontraksi dibawah level 50 karena naiknya biaya bahan baku dan perlambatan konsumsi domestik maupun permintaan ekspor. Keempat, suku bunga yang naik secara agresif menghambat laju penyaluran kredit perbankan. “Bagi konsumen resesi berarti membayar bunga dan cicilan kendaraan bermotor hingga KPR akan semakin mahal,” katanya.
Untuk itu, Bhima mengharapkan masyarakat harus banyak berhemat dan menurunkan gaya hidup. Cash is the king masih berlaku dalam menghadapi resesi. Semakin aman likuiditas rumah tangga maka semakin tahan terhadap kenaikan harga.
Tips kedua, imbuhnya adalah mencari pendapatan sampingan untuk berjaga jaga dari naiknya biaya hidup. Misalnya suami bekerja dan mendapat gaji tetap, tapi istri bisa bantu dengan berjualan atau buka warung. “Sekreatif mungkin cari pendapatan sampingan terlebih kenaikan upah minimum rata-rata sangat kecil tahun ini,” sarannya.
Berikutnya mempersiapkan dana darurat minimum 10 persen untuk antisipasi apabila terjadi kondisi yang tidak diinginkan seperti PHK atau dirumahkan. Masyarakat juga bisa mengurangi ketergantungan terhadap barang impor khususnya pangan. Inflasi dan pelemahan kurs akan sebabkan penyesuaian terhadap harga barang impor.
Pemerhati ekonomi lainnya Kusumayani, M.M. menilai proyeksi krisis ekonomi dan resesi global karena adanya gelombang inflasi pascapandemi dan kondisi politik global. “Kita harapkan, Indonesia bisa tidak tersentuh resesi akibat sentimen negatif dari sejumlah kondisi di luar negeri,” paparnya. *dik