Denpasar (bisnisbali.com) – Corporate Secretary PT Pertamina Patra Niaga, Irto Ginting menyebutkan untuk elpiji nonsubsidi seperti Bright Gas akan disesuaikan sekitar Rp2.000 per Kg. “Seluruh penyesuaian harga di angka sekitar Rp2.000 baik per liter untuk BBM dan per Kg untuk elpiji, harga ini masih sangat kompetitif dibandingkan produk dengan kualitas setara.Untuk yang subsidi, pemerintah masih turut andil besar dengan tidak menyesuaikan harganya,” kata Irto.
Dalam informasi tertulisnya menyebutkan, di tengah tren harga Indonesian Crude Price (ICP) untuk BBM dan Contract Price Aramco (CPA) untuk LPG yang masih tinggi, Pertamina melalui PT Pertamina Patra Niaga, Sub Holding Commercial & Trading PT Pertamina (Persero) memastikan Bahan Bakar Subsidi yakni Pertalite, Solar dan elpiji 3 Kg tidak mengalami perubahan harga.
“Pemerintah melalui Pertamina terus menjaga daya beli masyarakat dengan menjaga ketersediaan energi dengan harga yang terjangkau, jadi Pertalite, Solar dan elpiji 3 Kg dijual dengan harga yang tetap,” jelas Irto Ginting.
Tercatat, harga minyak ICP per Juni menyentuh angka 117,62 USD/barel, lebih tinggi sekitar 37 persen dari harga ICP pada Januari 2022. Begitu pula dengan elpiji, tren harga (CPA) masih di tinggi pada Juli ini mencapai 725 USD/Metrik Ton (MT) atau lebih tinggi 13 persen dari ratarata CPA sepanjang tahun 2021.
Melihat tren ini, Irto mengatakan bahwa Pertamina Patra Niaga melakukan penyesuaian harga untuk produk bahan bakar khusus (BBK) atau BBM nonsubsidi, di antaranya Pertamax Turbo, Pertamina Dex, dan Dexlite serta elpiji nonsubsidi seperti Bright Gas. Untuk saat ini, hanya Pertamax yang merupakan BBM nonsubsidi namun harganya tidak berubah.
“Penyesuaian ini memang terus diberlakukan secara berkala sesuai dengan Kepmen ESDM 62/K/12/MEM/2020 tentang formulasi harga jenis bahan bakar umum (JBU). Penyesuaian harga ini dilakukan mengikuti tren harga pada industri minyak dan gas dunia. Saat ini penyesuaian kami lakukan kembali untuk produk pertamax Turbo dan Dex Series yang porsinya sekitar 5 persen dari total konsumsi BBM nasional, serta produk elpiji nonsubsidi yang porsinya sekitar 6 persen dari total konsumsi elpiji nasional,” tekan Irto.
Harga baru seluruh produk ini berlaku mulai tanggal 10 Juli 2022. Untuk Pertamax Turbo (RON 98), terdapat penyesuaian harga menjadi Rp16.200 sebelumnya Rp14.500, Pertamina Dex (CN 53) menjadi Rp16.500 sebelumnya Rp13.700 dan Dexlite (CN 51) menjadi Rp15.000 per liter dari sebelumnya Rp12.950 untuk wilayah DKI Jakarta atau daerah dengan besaran pajak bahan bakar kendaraan bermotor (PBBKB) 5 persen. *dik