Tabanan (bisnisbali.com)–Peternak di Kabupaten Tabanan diimbau tidak panik, terlebih lagi terburu-buru menjual ternak dengan harga murah dalam menyikapi ancaman penyakit mulut dan kuku (PMK) yang sudah mewabah di sejumlah kabupaten di Bali saat ini.
“Kami tetap mengimbau peternak agar tetap tenang. Tidak bertindak secara psikis dengan langsung dan cepat menjual ternaknya,” tutur Kepala Dinas Pertanian (Distan) Kabupaten Tabanan I Made Subagia, Senin (4/7).
Pihaknya menyadari ancaman wabah PMK memang berpotensi menimbulkan kerugian bagi peternak akibat kematian ternaknya. Namun, ancaman tersebut bisa ditangani dengan cara pencegahan. Terkait hal itu, Distan Tabanan tidak hanya melakukan upaya sosialisasi terkait pencegahan PMK ke kelompok peternak. Distan melalui UPTD di masing-masing kecamatan juga sudah melakukan penyemprotan kandang menggunakan disinfektan nabati. ‘’Sosialisasi pencegahan PMK salah satunya dilakukan di kelompok ternak yang ada di Kesiut belum lama ini. Melalui penyuluh, kami juga memberi penyuluhan kepada semua kelompok agar memperhatikan biosecurity kandang,” ujarnya.
Dijelaskannya, selain oleh pemerintah, upaya pencegahan PMK tentu juga membutuhkan kedisiplinan peternak dalam menerapkan biosecurity di kandang atau langkah-langkah proaktif lainnya. Misalnya menjaga kebersihan kandang, mengatur pola makan ternak dan mengamati perilaku ternak agar segera mendapat penanganan untuk pencegahan. “Dalam pencegahan PMK juga diperlukan kedisiplinan peternak dalam penerapan biosecurity. Tidak bisa hanya menyalahkan pemerintah,” kilah mantan Kadis DLH Tabanan ini.
Sementara itu, ancaman wabah PMK saat ini belum membuat harga jual ternak di tingkat peternak di Kabupaten Tabanan mengalami penurunan. Hal itu tercermin dari harga jual sapi yang masih stabil di angka Rp45 ribu sampai Rp50 ribu per kilogram (sapi dalam keadaan hidup). Di sisi lain, harga jual bibit sapi jantan masih stabil di kisaran Rp7 juta per ekor, dan bibit sapi betina masih diperdagangkan di angka Rp5 juta per ekor. *man