Denpasar (bisnisbali.com) –Bank berupaya meningkatkan penyaluran pembiayaan lewat produk kredit usaha rakyat (KUR) untuk mendukung pemulihan ekonomi dan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM). Seperti diterapkan Bank BPD Bali mendorong pertumbuhan kredit di tengah situasi pandemi melalui penyaluran KUR bagi pelaku usaha untuk mengembangkan usaha.
Dukungan KUR saat pandemi dirasakan oleh pemilik usaha oleh-oleh Ni Wayan Wiartini. Sebagai UMKM binaan BPD Bali Cabang Mataram, ia mengungkapkan kucuran KUR sangat berarti dalam mendukung operasional usaha saat pandemi Covid-19, di mana usaha dapat tetap berjalan meski dari sisi permintaan maupun omzet menglami penurunan. “Saat pandemi daya beli masyarakat turun sehingga berimbas pada omzet yang turun hingga setengahnya. Omzet saat pandemi bisa menyentuh Rp 70 juta per bulan,” katanya.
Diakui dengan kucuran dana KUR dari Bank BPD Bali yang kali masuk pinjaman kali kedua membantunya saat masa puncak pandemi. Modal usahanya kini dapat berputar dan tetap bisa berproduksi serta bisa tetap menggaji karyawan ada 25 orang. Kini usaha Wiartini kembali tumbuh seiring membaiknya kondisi ekonomi. Terbukti omzet sudah kembali menanjak dari saat pandemi tidak lebih dari Rp70 juta per bulan, kini sudah mencapai Rp120 juta sampai Rp150 juta per bulan. “KUR sudah saya terima sejak 2018 atau sampai saat ini sudah dua kali mengajukan kredit untuk UMKM ini. Bantuan KUR sangat membantu bagi pelaku usaha seperti saya ini,” jelasnya.
Diakui produk oleh- oleh yang diproduksinya di antaranya kripik pisang, ladrang, keripik ketela ungu, keripik sukun, dodol dan penganan lain. Bahan bakunya hasil pertanian produk lokal. Di antaranya buah nangka, sukun, ketela, pisang dan yang lain.
Untuk pemasaran, diakui, karena merupakan makanan camilan selain di pasar lokal Lombok, juga merambah ke Bali dan Sumbawa. Selain pemasaran secara off line di pasar- pasar tradisional, pasar umum dan pasar modern, Wiartini juga memanfaatkan media sosial seperti instgram untuk melakukan pemasaran secara online.
Sama halnya dikatakan UMKM binaan lainnya Kupi Tujak Lombok, H. Muhammad Najamudin. Diakui KUR BPD Bali berperan penting membantu usahanya tetap bergerak. Dengan tambahan modal tersebut dapat meningkatkan produksi walau usaha skala kecil dan hanya melibatkan anggota keluarga. Beberapa jenis serbuk kopi yang diproduksi seperti kopi arabika, robusta dan kopi rempa. Selain itu, ia mengakui memiliki kopi lanang khusus untuk meningkatkan stamina para pria.
Ia pun mengakui dari sisi bisnis, kondisi saat ini penjualan kopi tetap lancar. Ia pun berharap ke depan bantuan dana baik dari perbankan seperti BPD maupun pemerintah dapat terus mengalir untuk meningkatkan produksi.
Sebelumnya Direktur Operasional Bank BPD Bali, IB Setia Yasa mengatakan penyaluran KUR merupakan solusi untuk mendorong pemulihan ekonomi. Dengan KUR, masyarakat yang ingin mengembangkan usahanya, akan mendapatkan subsidi bunga. Dengan adanya KUR diharapkan bisa mendorong pertumbuhan kredit di tengah situasi pandemi.
Sementara itu Ditjen Perbendaharaan Provinsi Bali mencatat realisasi penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) di Pulau Dewata hingga 31 Mei 2022 total mencapai Rp3,8 triliun dengan jumlah debitur 67.926. Penyaluran KUR masih didominasi oleh KUR skema mikro yang mencapai Rp2,3 triliun dengan jumlah debitur 55.698.
Plh. Kepala Perwakilan Kantor Wilayah Ditjen Perbendaharaan Provinsi Bali Didik Ari secara daring menyatakan penyaluran KUR di Bali alami peningkatan hingga akhir Mei 2022. Selain skema mikro yang meningkat, untuk kinerja penyaluran KUR di sektor kecil juga meningkat yaitu jumlah debitur 5.465 dengan penyaluran Rp1 triliun, sektor Supermi jumlah debitur 3.268 dengan penyaluran Rp30,1 miliar dan sektor UMI dengan jumlah debitur 3.495 dan penyaluran Rp12,1 miliar. “Berdasarkan data penyaluran menurut kreditur untuk BRI 67,9 persen, BPD Bali 13 persen, Bank Mandiri 10,7 persen, Bank Negara Indonesia 7 persen,” katanya. *dik