Jakarta (bisnisbali.com) – PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI sebagai bank terbesar di Indonesia, akan terus fokus mewujudkan solusi keuangan yang terintegrasi kepada masyarakat. Salah satunya dilakukan dengan meningkatkan porsi sustainable business financing, sebagai wujud komitmen BRI untuk menghadapi isu perubahan iklim dan risiko transisi.
Seperti diketahui, yang terbaru perseroan tengah menerbitkan Obligasi Berwawasan Lingkungan Berkelanjutan I Bank BRI atau Green Bond dengan target penghimpunan dana sebesar Rp.15 triliun dengan jumlah emisi tahap I di tahun 2022 sebanyak-banyaknya Rp.5 triliun.
Jaminan dari Obligasi Berwawasan Lingkungan Berkelanjutan I Bank BRI Tahap I Tahun 2022 tersebut adalah Clean Basis dan memiliki tenor 370 hari, 3 tahun dan 5 tahun, dengan tingkat suku bunga yang belum ditentukan namun akan dibayarkan secara triwulanan dengan perhitungan 30/360.
Direktur Utama BRI Sunarso mengatakan, perseroan tidak hanya memperhatikan faktor profitabilitas, namun juga faktor ekonomi, lingkungan, sosial dan tata kelola untuk mencapai keuangan berkelanjutan (sustainable finance). “Di sektor jasa keuangan, khususnya perbankan dan utamanya BRI, memiliki peran penting dalam mempercepat proses pemulihan ekonomi melalui perubahan pola bisnis konvensional menjadi berkelanjutan,” kata Sunarso.
Adapun hasil penghimpunan dana tersebut akan digunakan sesuai ketentuan POJK60/2017 tentang Penerbitan dan Persyaratan Efek Bersifat Utang Berwawasan Lingkungan (Green Bond) dengan mengalokasikan paling sedikit 70% untuk kegiatan usaha dan/atau kegiatan lain yang termasuk dalam kriteria Kegiatan Usaha Berwawasan Lingkungan (KUBL) yang baru, sedang berjalan atau telah selesai sesuai dengan Kerangka Kerja Obligasi.
Selain aksi korporasi tersebut, BRI juga mencatatkan sederet pencapaian besar dalam memberikan layanan perbankan dan keuangan terbaik bagi masyarakat Indonesia. Pada tahun lalu, misalnya, perseroan telah ikut serta menjalankan aksi konsolidasi Bank Syariah Indonesia (BSI). BRI Syariah bersama Mandiri Syariah dan BNI Syariah bergabung menjadi BSI sebagai bank syariah terbesar di Indonesia. Penggabungan yang secara legal mergernya ditetapkan pada 1 Februari 2021 ini akan meningkatkan penetrasi nasabah bank syariah di Indonesia.
Kemudian pada 13 September 2021, BRI juga resmi mendapat mandat baru sebagai induk Holding BUMN Ultra Mikro (UMi) demi mengembangkan ekosistem Ultra Mikro, melalui sinergi dengan PT Pegadaian dan PT Permodalan Nasional Madani (PNM) maka aspirasi memberikan akses keuangan seluas-luasnya.
Hal ini ditandai dengan proses pelaksanaan penambahan modal dengan skema Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) atau rights issue yang mendapat respons positif. Terbukti dari adanya oversubscribed dengan total nilai rights issue yang menembus Rp95,9 triliun. Pencapaian tersebut menjadikan right issue BRI menjadi yang terbesar di Asia Tenggara, terbesar ke-3 di Asia dan ke-7 di Dunia.
Tak hanya itu, melalui anak usahanya, PT Bank Raya Indonesia Tbk (AGRO) juga sukses melaksanakan right issue, bahkan oversubscribed yakni sebanyak 38,5%. Bank Raya berhasil mendapatkan dana sebesar Rp1,16 triliun yang ditujukan untuk penguatan permodalan. Pencapaian target rights issue ini pun membuktikan tingginya kepercayaan investor terhadap BRI Group.
Ke depan, perseroan akan terus mendukung pengembangan sektor-sektor ekonomi prioritas yang memiliki multiplier effect tinggi seperti UMKM, energi, pertanian, industri pengolahan, infrastruktur, serta menyediakan akses keuangan bagi seluruh masyarakat termasuk yang berada di daerah terpencil. Hal ini sesuai dengan journey BRI untuk tumbuh secara berkelanjutan dalam mencapai aspirasi menjadi The Most Valuable Banking Group In Southeast Asia & Champion Of Financial Inclusion. *rah