Denpasar (bisnisbali.com) –Dilantiknya Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan oleh Presiden Joko Widodo diharapkan mampu mengatasi permasalahan harga komoditi pokok yang bergejolak. Utamanya minyak goreng yang hingga kini belum ada tanda-tanda penurunan harga.
Direktur Yayasan Lembaga Perlindungan Konsumen (YLPK) Bali Putu Armaya, Senin (20/6) menyampaikan, dengan adanya Mendag yang baru, diharapkan dapat pro kepada kebijakan perlindungan konsumen. Misalnya, soal ketersediaan stok pangan, harga dan kualitas komoditi yang terkontrol, serta dapat mengambil kebijakan yang revolusioner terkait perlindungan konsumen.
“Misalnya soal kebijakan minyak goreng, agar dibuat kebijakan yang revolusioner. Sehingga hasil yang didapatkan dari sisi perlindungan konsumen itu dapat diterima. Harga-harga harus terus diawasi, karena harga-harga liar tersebut membuat konsumen kalang kabut,” katanya.
Berikutnya, ia menambahkan, Mendag yang baru dapat mengatur tatanan-tatanan kebijakan agar dapat dirasakan konsumen Indonesia dan mendapat sisi perlindungan. Termasuk juga pembinaan kepada Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen (BPSK) dan menumbuh-kembangkan terkait Lembaga Perlindungan Konsumen Swadaya Masyarakat (LPKSM) di tiap-tiap daerah sehingga nanti proses kedepan berjalan baik.
Ketua Ikaran Pedagang Pasar Indonesia (Ikappi) Bali Sudadi Murtadho juga mengungkapkan hal yang sama. Pihaknya berharap dengan kehadiran Mendag yang baru, dapat mengatasi permasalahan yang ada di pasar tradisional. Terutama permasalahan minyak goreng yang tiada habisnya. “Kami berharap dengan adanya Menteri yang baru, permasalahan minyak goreng bisa segera teratasi dan terjamin ketersediaan kebutuhan pokok masyarakat,” ungkapnya.
Terutama, soal kenaikan harga komoditi belakangan ini. Ia berharap, Mendag baru bisa mengontrol kenaikan-kenaikan harga pada setiap komoditi agar tidak sampai melambung tinggi. Khususnya kenaikan harga yang terus terjadi pada komoditi cabai rawit, bawang merah, dan telur. “Kenaikan (ketiga komoditi ini) sudah hampir tiga bulan,” imbuhnya.
Sementara itu, dilansir dari antara, Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan menargetkan persoalan distribusi, ketersediaan, dan pengendalian harga minyak goreng bakal selesai dalam 1-2 bulan ke depan. Ia , mengaku sudah menemukan benang merah persoalan minyak goreng.
“Memang minyak curah ini saya sudah tahu benang merahnya ya. Ada tiga jalur distribusi, ada 10 ribuan titik, sekarang lagi saya suruh install di 10 ribu titik lebih itu orang bisa membeli dengan harga Rp14.000,” katanya.
Nantinya di lebih dari 10 ribu titik itu akan disuplai 24 jam penuh dam diawasi apabila ada keterlambatan pasokan dan sebagainya. Ia meyakini solusi tersebut dapat mengurai persoalan jalur distribusi minyak goreng curah. Langkah kedua yang disiapkan Mendag adalah dengan mengembangkan kemasan sederhana untuk minyak curah, agar memudahkan proses distribusi, terutama dalam menjangkau kawasan pelosok Indonesia.
“Misalnya jauh-jauh gimana bawa galon kalau jauh. Misalnya di Maluku kan, ya, sehingga kemasan itu nanti bisa diterima di mana, jalur distribusinya akan lebih mudah. Jadi doakanlah, mudah-mudahan minyak curah ini satu bulan dua bulan ini target kita akan terlaksana Rp14.000,” ujar Zulkifli. *wid