TIPAT sate serombotan menjadi salah satu menu khas dan wajib dinikmati saat berkunjung ke Pesta Kesenian Bali (PKB). Selain enak, untuk menikmati salah satu menu makanan khas Bali ini tidak perlu merogoh kocek banyak, melainkan hanya Rp20.000 per porsi.
Salah seorang pemilik stan kuliner di PKB ke-44, Ariani, saat ditemui Selasa (14/6), mengaku rutin berjualan di PKB sejak tahun 1999. Selain tipat sate serombotan, ia menyediakan menu babi guling dan blayag khas Buleleng.
Babi guling dijual Rp30.000 per porsi, blayag Rp20.000 per porsi dan menu srombotan saja (tanpa sate dan tipat) Rp10.000 per porsi. “Harga kami masih merakyat. Bukan karena di PKB lantas kami naikkan harganya,” kilahnya.
Ariani menyatakan senang karena PKB kembali digelar. Momen ini telah lama ditunggunya. Hal ini bukan hanya lantaran pendapatan yang besar, melainkan juga kesan kekeluargaan antarapedagang yang dirasakannya di Taman Budaya, Denpasar.
Diakuinya antusias pembeli lumayan tinggi, namun tak seramai sebelum pandemi Covid-19. Selama dua hari berjualan, ia telah memperoleh Rp14 juta. Sementara sebelum Covid-19 bisa memperoleh Rp8 juta sampai Rp9 juta per hari pada hari biasa dan Rp10 juta lebih saat hari libur. “Ini pendapatan kotor. Tapi lebih ramai di sini daripada jualan di rumah,” terangnya.
Disinggung menu terlaris, Ariani mengungkapkan semua menu yang disediakannya diburu masyarakat. Hanya, yang membuatnya berbeda adalah menu blayag asli Buleleng. “Ciri khas kami dari Buleleng ya blayag. Kalau babi guling dan serombotan, dari mana saja bisa buat, tapi blayag memang ciri khas Buleleng,” ujar wanita asal Desa Bungkulan, Buleleng, ini.
Ia membuka stan di PKB mulai pukul 11.00 sampai 00.00 Wita. Sementara warungnya ada dua cabang yakni di Jalan Sedang, Abiansemal, dan Jalan Antasura, Peguyangan. “Sekarang kami tutup karena fokus buka di PKB,” imbuhnya. *wid