Denpasar (bisnisbali.com) –Recovery ekonomi di daerah ini diharapkan bisa segera terwujud, apalagi kegiatan internasional G20 juga akan mengutamakan hal ini. Untuk itu, dengan masuknya era new normal membuat peluang recovery ekonomi bisa tercapai disertai pengembangan sektor digital.
Pengelola salah satu restoran di Sanur, Agung Witarma mengatakan tentu harapan ekonomi segera pulih menjadi harapan semua pihak. Semua pihak pun optimis ekonomi bisa recovery kembali dengan berbagia kemudahan kebijakan dari pemerintah yang mendukung sektor pariwisata.
Bali yang mengandalkan sektor pariwisata sebenarnya memiliki potensi recovery lebih cepat. Karena itu Bali yang tergantung pada kunjungan wisatawan maka penerapan protokol kesehatan dan menggaungkan pariwisata Pulau Dewata aman dikunjungi menjadi imege penting di nasional. ”Jadi saya merasa ekonomi Bali ini akan bisa cepat recovery kalau pandemi sudah sedikit mereda sudah mampu untuk bisa menarik minat wisatawan,” paparnya.
Oleh karena itu pemerintah daerah perlu mengkampanyekan bahkan membuat image masyarakat bila Bali ini protokol kesehatan bagus. Alhasil orang tidak takut pergi ke Bali. Sementara itu berdasarkan data BPS Bali mencatat wisatawan mancanegara (wisman) yang datang langsung ke Provinsi Bali pada April 2022 mencapai 58.335 kunjungan, naik hingga ratusan persen dibandingkan periode bulan sebelumnya yang tercatat sebanyak 14.620 kunjungan.
Kepala BPS Bali, Hanif Yahya menjelaskan wisatawan yang berasal dari Australia mendominasi kedatangan wisman ke Bali di April 2022. “Tingkat Penghunian Kamar (TPK) hotel berbintang pada April 2022 tercatat sebesar 18,98 persen, turun sedalam 2,92 persen jika dibandingkan dengan Maret 2022. Jika dibandingkan dengan bulan April 2021 (y-o-y) yang mencapai 10,09 persen, tingkat penghunian kamar pada April 2022 tercatat naik 8,89 poin,” terangnya.
Sementara itu, TPK hotel nonbintang tercatat sebesar 9,51 persen, naik 1,91 poin dibandingkan Maret 2022. Rata-rata lama menginap tamu asing dan domestik pada hotel berbintang di Bali pada April 2022 tercatat 1,95 hari, naik 0,11 poin dibandingkan dengan capaian Maret 2022 (m-t-m) yang tercatat 1,85 hari dan jika dibandingkan dengan capaian April 2021 (y-o-y) yang tercatat 2,15 hari, turun 0,19 poin. Sementara itu, untuk hotel nonbintang, rata-rata lama menginap di April 2022 tercatat sebesar 1,86 hari, naik 0,10 poin dibandingkan Maret 2022 yang tercatat sebesar 1,76 hari.
Sebelumnya pemerhati ekonomi Dr. Indrawan menyampaikan dengan new normal saat ini maka peluangnya ekonomi tumbuh dengan menyasar ekonomi kreatif dan sektor digital. Usaha yang sebelumnya memanfaatkan internet baik dari sisi produksi hingga pemasaran akan diuntungkan dengan kondisi saat ini. “Sektor pariwisata di Bali memang yang paling terdampak dari pandemi Covid-19. Jadi bisnis perhotelan dan restoran diminta untuk segera lakukan inovasi secara maksimal,” tegasnya.
Menurutnya terpenting CHSE jangan ditinggalkan. Tak kalah penting peran aktif seluruh masyarakat menjadi kunci utama keberhasilan. *dik