Sabtu, November 23, 2024
BerandaBaliPembangunan Pasar Ubud  Diharapkan Tak Ganggu  Akses Wisatawan

Pembangunan Pasar Ubud  Diharapkan Tak Ganggu  Akses Wisatawan

Proses pembangunan Pasar Ubud berpotensi memicu kemacetan di Central Poin Wisata Ubud.
Gianyar (Bisnis Bali.com)-
Proses pembangunan Pasar Tematik  Ubud dipastikan akan memunculkan dampak kemacetan, suara bising, polusi udara selama proses pengerjaan. Melihat kondisi tersebut  Penglingsir Puri Agung Ubud, Tjokorda Gde Putra Sukawati, Kamis (2/6) mengatakan seluruh komponen terkait baik pelaksana proyek, Dinas Perhubungan, dan kepolisian tidak sampai menutup akses wisatawan yang berkunjung maupun berlibur ke Ubud.
Diungkapkannya, akibat pengerjaan proyek Pasar Tematik Ubud akan ada banyak kendaraan keluar masuk proyek yang memicu terjadi kemacetan termasuk polusi udara akibat debu pengerjaan proyek. Semua pihak tentu memaklumi hanya saja pelaksana proyek dan instansi pemerintah terkait mesti menekan dampak berkurangnya kenyamanan wisatawan yang berkunjung ke Ubud selama pelaksanaan pengerjaan proyek.
Tjokorda Gde Putra menjelaskan posisi Pasar Tematik Ubud berada di sudut perempatan central poin kawasan wisata Ubud. Ini berpotensi menyulitkan wisatawan untuk mencari akses untuk turun dari kendaraan (loading). ” Kami tidak  berharap  muncul stigma, central poin Ubud ditutup akibat pembangunan Pasar Tematik Ubud,” ucapnya.
Ia menyarankan depan wantilan atau depan Puri Ubud dijadikan tempat loading wisatawan. Hanya saja kawasan tersebut harus bebas dari parkir.
Titik loading sangat diperlukan agar kendaraan pariwisata tidak berhenti di sembarang tempat terutama di central poin wisata Ubud. ” Mulai Juni-Agustus merupakan masa pick season kunjungan wisatawan ke Ubud, Dinas Perhubungan dan Kepolisian mesti mengantisipasi kemacetan di central poin wisata Ubud,” tegas Tjokorda Gde Putra.
Ketua Yayasan Bina Wisata Ubud, Tjokorda Gde Bayu Putra Sukawati mengatakan pemerintah melalui Disperindag mesti mengupayakan solusi bagi pedagang Pasar Ubud untuk berjualan. ” Diharapkan tidak ada lagi pedagang yang berjualan di trotoar sehingga mengganggu akses wisatawan yang berjalan kaki. ” Berjualan ditrotoar menimbulkan pemandangan yang jorok, pemerintah dalam hal ini Disperindag wajib mencarikan solusi untuk relokasi pedagang untuk berjualan di tempat yang aman,” jelasnya. *Kup
Berita Terkait
- Advertisment -

Berita Populer