Tabanan (bisnisbali.com)-Hingga kini Perusahaan Daerah Dharma Santika (PDDS) Kabupaten Tabanan tak bisa menyerap optimal panen padi yang dihasilkan petani setempat. Betapa tidak, dari luas sawah 16 hektar dengan potensi produksi mencapai 80.000 ton sekali panen, hanya terserap 250 ton atau setara dengan 3 persen.
Manager Marketing PDDS Tabanan I Wayan Nonok Aryasa mengatakan, selama ini pihaknya belum bisa optimal dalam menyerap hasil petani padi di Kabupaten Tabanan. Hal itu disebabkan ada banyak faktor, di antaranya PDDS hanya mampu memasarkan sebanyak 250 ton dan masih kalah di persaingan pasar. “Kami membeli produk dulu kemudian baru dijual, sehingga harga beras per kilogram jatuhnya lebih mahal. Jadi, kami kalah di harga karena dalam produksi membeli dulu, kemudian baru dijual,” kilahnya, Senin (16/5).
Bercermin dari kondisi itu pihaknya terus berusaha memperluas pemasaran. Selain gencar melakukan promosi produk menggunakan merek Beras Tabanan, juga menjajaki kerja sama dengan bidang pariwisata. Saat ini PDDS sudah bekerja sama dengan sejumlah hotel bintang lima di Bali dengan serapan beras per bulan mencapai 15 ton dan harga Rp10.400 per kilogram untuk kualitas beras premium. “Tahun 2022 ini PDDS tengah mencari peluang untuk bisa menambahkan pasar agar bisa lebih banyak menyerap hasil panen,” ujarnya.
Direktur PDDS Tabanan Kompyang Gede Pasek Wedha menambahkan, saat ini pihaknya sedang berusaha membangun Beras Tabanan dengan merek Pertiwi Bali. Pihaknya terus akan berkoordinasi dengan tempat penyosohan beras agar menghasilkan beras yang berkualitas termasuk rutin melakukan sidak ke tempat penyosohan beras yang diajak bekerja sama. *man