Tabanan (bisnisbali.com)–Harga gabah kualitas Gabah Kering Panen (GKP) di sejumlah petani di Kabupaten Tabanan kini kembali menguat ke level Rp4.300 per kilogram atau berada di atas Harga Pembelian Pemerintah (HPP). Pada awal April 2022 lalu, harga salah satu hasil petani ini sempat anjlok hingga menyentuh Rp3.700 per kilogram.
Kepala Dinas Pertanian Tabanan Ir. I Nyoman Budana, M.M., Rabu (11/5), mengungkapkan saat ini harga gabah di tingkat petani sudah kembali ke posisi normal. Harga rata-rata naik ke posisi Rp4.200-Rp4.300 per kilogram di petani atau sudah berada di atas HPP yang ditetapkan pemerintah. Sesuai Permendag Nomor 24 Tahun 2020, GKP di tingkat petani sebesar Rp4.200 per kilogram.
Sebelumnya saat menurunnya harga gabah di petani, pihaknya sempat melakukan pemantauan langsung ke Subak Demung, Kecamatan Kediri, yang merupakan salah satu sentra produksi padi. Hasilnya, harga jual gabah di Subak Demung memang mengalami penurunan. Penurunan tersebut disebabkan sejumlah petani di sana kurang intensif melakukan perawatan pada tanaman padi sehingga banyak tumbuh gulma dan produksinya hanya 4 ton per hektar. “Itu diperparah lagi oleh petani bersangkutan yang menjual panennya dengan sistem tebasan (jual padi), sehingga harga sangat murah,” tuturnya.
Berbeda dengan produksi padi dan harga panen yang didapat petani di Subak Bengkel yang juga wilayah Kecamatan Kediri. Di Subak Bengkel volume produksi gabah rata-rata cukup bagus. Bahkan, pada panen sebelumnya sempat mencapai 8-9 ton per hektar untuk kualitas panen GKP.
Menurut Budana, menguatnya harga gabah ke posisi normal di tingkat petani dipicu oleh luas panen yang sudah mulai berkurang dibandingkan sebelumnya. Ditambah lagi kualitas produksi gabah atau hasil panen di tingkat petani cukup bagus. Contohnya di Kecamatan Penebel kemungkinan pada musim panen nanti masuk taksiran beli di kalangan saudagar gabah rata-rata 6-7 ton per hektar.
Diakuinya, di tengah membaiknya harga jual produksi padi, sejumlah sentra produksi padi di Kabupaten Tabanan masih dibayangi oleh ancaman serangan hama dan penyakit. Serangan hama tikus terjadi di daerah Tunjuk, sedangkan serangan hama wereng terjadi di Subak Kloda.
Intensitas serangan hama dan penyakit tersebut berupa spot-spot kecil atau tidak berakibat fatal pada produksi tanaman padi. Menyikapi hal tersebut, Dinas Pertanian Tabanan sudah mengalokasikan bantuan obat pembasmi hama. Sementara petani secara mandiri memelihara burung hantu dan kucing sebagai hewan pemangsa tikus. Khusus di Subak Klode dilakukan melalui kegiatan gerdal untuk mengatasi serangan hama wereng. *man