Denpasar (bisnisbali.com) –PLN Unit Induk Distribusi (UID) Bali mencatat beban puncak di Bali pada Libur Lebaran mengalami kenaikan 3,6 persen dibanding hari-hari biasa (seminggu sebelumnya). Tercatat pada 3 Mei 2022 (Hari Kedua Idul Fitri) beban puncak di Bali mencapai 804,7 mega watt (MW). Dibandingkan seminggu sebelumnya yaitu pada 26 April, beban puncak di Bali mencapai 777,1 MW.
Manager Komunikasi PLN UID Bali I Made Arya saat dikonfirmasi, Senin (9/5) kemarin, mengatakan, beban puncak tertinggi tahun ini juga terjadi pada 7 Mei lalu yang masih dalam momen Libur Lebaran yaitu mencapai 818,29 MW. Ia memperkirakan hal ini dipengaruhi oleh kunjungan wisatawan ke Bali pada Libur Lebaran. “Kemungkinan ya (pengaruh kedatangan wisatawan ke Bali). Tapi belum bisa dipastikan karena belum ada data detailnya,” ungkap Made Arya sembari mengatakan, untuk data pastinya nanti akan ada di awal bulan mendatang.
Demikian pula Made Arya menjelaskan, kondisi beban puncak pada momen Lebaran tahun ini mengalami kenaikan jika dibandingkan tahun 2021. Dia mengatakan, pada hari pertama Lebaran tahun 2021 beban puncak hanya mencapai 652,4 MW dan pada hari kedua Lebaran beban puncak mencapai 658,2 MW.
Jika dibandingkan beban puncak tertinggi sebelum pandemi, dikatakannya memang masih belum bisa melampaui atau masih dibawah. Dia mengatakan, beban puncak tertinggi yang pernah dicapai Bali sebelum pandemi yaitu hingga 980 MW yang terjadi pada Februai 2020.
Meski demikian, pihaknya berharap dengan mulai menggeliatnya pariwisata Bali dan adanya perhelatan G20 pada tahun ini, bisa memberi pengaruh terhadap kenaikan konsumsi listrik di Bali. *wid