Denpasar (bisnisbali.com) – Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno mendorong kolaborasi semua pihak termasuk biro perjalanan untuk mendukung pengembangan desa wisata dan menunjukkan potensi desa wisata kepada wisatawan. Saat menghadiri kegiatan bertajuk “Misi Penjualan Destinasi Prioritas Pariwisata Nusantara” di Denpasar, Jumat (22/4), Sandiaga Uno mengapresiasi kegiatan itu karena turut memasukkan desa wisata sebagai salah satu produk unggulan.
“Ini satu kegiatan yang dikemas secara apik. Blended activity melalui satu rangkaian kegiatan mulai dari famtrip, bimbingan teknis, dan langsung dilanjutkan penjualan. Berangkat dari event yang sama di Yogyakarta pada bulan lalu, sudah langsung terjual paket desa wisata yang dipasarkan kepada wisatawan dan ini efektif,” ujar Menparekraf Sandiaga.
Dalam kegiatan misi penjualan itu, terdapat 10 desa wisata yang masuk dalam 50 besar Anugerah Desa Wisata 2021 yang dipertemukan dengan 50 biro perjalanan wisata mulai dari ASITA, INTOA dan ASTINDO. Sepuluh desa wisata itu diwakili oleh delapan pengelola desa wisata dari Provinsi Bali, diantaranya Desa Wisata Jatiluwih, Kabupaten Tabanan, Desa Wisata Tenganan Pegringsingan, Kabupaten Karangasem.
Desa Wisata Ekasari, Kabupaten Jembrana, Desa Wisata Pemuteran, Desa Wisata Penglipuran, Desa Wisata Cau Belayu, Desa Wisata Mekarsari, Desa Wisata Aan. Kemudian dua perwakilan pengelola desa wisata lain dari wilayah Jawa Timur yaitu Desa Wisata Taman Sari dan Desa Wisata Pujon Kidul.
Sandiaga Uno mengatakan, kegiatan itu sangat strategis diadakan karena beberapa waktu ke depan akan memasuki musim liburan dan akan ada perhelatan KTT G20. “Kita harapkan langsung gol penjualannya kali ini. Harapannya Desa Wisata ini menjadi pilihan utama pada side trip dan field trip dari event-event internasional yang akan ada di Bali,” katanya.
Sesuai RPJMN 2020-2024, Kemenparekraf menargetkan sebanyak 244 desa wisata tersertifikasi sebagai desa wisata mandiri hingga 2024. Dari target tersebut, sebanyak 150 desa wisata berada di lima Destinasi Super Prioritas dan akan diperluas. “Untuk itu, kolaborasi pentahelix diperlukan antar Kementerian/Lembaga terkait, pemerintah daerah, masyarakat, pelaku usaha, asosiasi, serta media. Saya meyakini desa yang akan membangun Indonesia,” ungkap Sandiaga Uno.
Plt. Deputi Pemasaran Kemenparekraf Ni Wayan Giri Adnyani menambahkan, pengembangan pemasaran desa wisata tentunya membutuhkan kolaborasi dari semua stakeholder. Hal itu dilakukan untuk dapat mewujudkan cita-cita bersama yang sesuai dengan tema Presidensi G20 yaitu “Recover Together Recover Stronger” dan mengutip pernyataan Menparekraf yaitu “Recover Better”.
“Dari pelaksanaan kegiatan ini, kami berharap desa wisata dapat memperkaya pengalaman promosi dan networking dengan para travel agent dalam memasarkan desa wisata. Dan di lain sisi, travel agent mendapatkan opsi-opsi baru destinasi di Jawa Timur dan Bali untuk dapat dijual ke calon wisatawan,” ujarnya.
Sebelumnya, Sandiaga Uno mengatakan, pertumbuhan desa wisata adalah simbol dari kebangkitan perekonomian Indonesia. “Tumbuh dan berkembangnya desa wisata akan meningkatkan penghasilan masyarakat, baik di lapangan pekerjaan maupun pelaku UMKM, sehingga menjadikan perekonomian Indonesia bangkit,” kata Sandiaga Uno.
Ia menganggap desa wisata menjadi salah satu alternatif destinasi wisata alam yang menawarkan pengalaman unik bagi wisatawan dengan ciri khas produk lokal maupun atraksi daerah masing-masing. Hal tersebut, menurut dia, sejalan dengan data kunjungan wisatawan ke desa wisata pada masa pandemi Covid-19 meningkat hingga 30 persen.
Ia memandang perlu peningkatan pariwisata yang berkualitas guna menumbuhkan kepercayaan para pelancong. Dalam meraih pariwisata yang berkualitas, kata dia, dibutuhkan pariwisata berbasis sapta pesona, CHSE (cleanliness, health, safety, and environment sustainability), dan pelayanan prima.
“Ini adalah fondasi bagaimana sebuah desa atau daerah bisa meningkatkan quality tourism-nya. Saya berkali-kali berkunjung ke Samosir dan merasakan bahwa Samosir memiliki keindahan alam. Maka, ini harus dilengkapi lebih prima lagi,” ungkap Menparekraf.
Pelaksana Tugas (Plt.) Deputi Bidang Sumber Daya dan Kelembagaan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Fransiscus Xaverius Teguh mengatakan bahwa program sosialisasi sadar wisata ditujukan guna memicu pengelola desa wisata kian siap meningkatkan kualitas pariwisata serta menjaga kepercayaan wisatawan.
“Desa wisata kita mampu menawarkan pengalaman yang holistik. Ini pasti bisa diperoleh bilamana desa wisata mampu mempertahankan kearifan lokal, nilai budaya, dan sekaligus memperkuat model pelayanan kita,” kata dia. *rah