Denpasar (bisnisbali.com) – Terkait dengan skema pemulihan pariwisata Bali, Wakil Gubernur Bali Tjokcorda Artha Ardana Sukawati (Cok Ace) mengatakan masih membutuhkan, setidaknya 1 hingga 2 tahun ke depan. Terlebih jika ingin menyamakan dengan kondisi sebelum pandemi Covid-19.
Saat ditemui beberapa waktu lalu di Kuta, dia mengungkapkan, jika melihat jumlah kunjungan wisatawan saat ini dan jumlah kamar yang ada di Bali, angka 25 persen okupansi (tingkat hunian) kamar hotel di Bali masih ketinggian. “Untuk data jumlah kamar di Bali memang kita belum lengkap. Tapi jika melihat jumlah kamar yang sudah pernah didata oleh Badung bersama STP beberapa tahun lalu, mencatat sekitar 98 ribu kamar hotel di Badung saja. Saya memiliki gambaran ada 130 ribu hingga 140 ribu kamar hotel di Bali,” ungkapnya.
Dari jumlah tersbeut, jika dibandingkan jumlah kunjungan wisatawan saat ini sekitar 2 ribu wisatawna mancanegara (wisman) dan 7 ribu wisatawan domestik (wisdom) dan dihitung pemakaian jumlah kamar untuk couple (berpasangan), maka angka okupansi masih di bawah 25 persen. “Kalau kita bicara kawasan mungkin ia (okupansi 25 persen). Ditambah lagi jika ada event, bisa sampai 80 persen. Tapi kan itu tidak lama, paling 1 sampai 2 hari aja,” ujarnya.
Untuk mengisi 140 ribu kamar hotel di Bali saat ini, Pengelingsir Puri Ubud ini mengatakan, seperti mengisi air satu ember besar dengan satu sendok teh. Membutuhkan waktu yang lebih lama.
Dengan demikian, ia menyebutkan, membutuhkan kerja sama dari semua pihak baik pemerintah, industri termasuk masyarakat ikut dalam pemulihan pariwisata. Masyarakat dalam hal ini agar ikut serta menjaga situasi agar tetap kondusif terutama dalam menekan penularan kasus Covid-19. Kemudian dari pelaku industri pariwisata diimbau agar melakukan persaingan secara sehat, tidak sampai banting-banting harga serta menjaga keperacayaan masyarakat dalam penerapan protokol kesehatan. Kemudian dari pihak pemerintah menjaga destinasi wisata secara keseluruhan. *wid