Denpasar (bisnisbali.com) –Asisten Gubernur Bank Indonesia, Filianingsih Hendarta menyampaikan, UMKM akan menjadi motor penggerak dalam mengintegrasikan ekosistem ekonomi dan keuangan digital. Akseptasi QRIS pun semakin meluas utamanya didukung oleh UMKM. “Saat ini, jumlah merchant QRIS secara nasional telah mencapai lebih dari 16 juta merchant, di mana 90 persen di antaranya adalah pelaku usaha UMKM,” katanya.
Bank Indonesia terus menggencarkan perluasan pembayaran digital melalui penggunaan QRIS di berbagai pasar dan pusat belanja di Provinsi Bali. Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali, Trisno Nugroho menjelaskan implementasi program pasar S.I.A.P QRIS merupakan salah satu upaya dalam mendorong digitalisasi pembayaran guna mendukung inklusi ekonomi dan keuangan digital, khususnya pemberdayaan ekonomi UMKM.
“Salah satu fokus implementasi QRIS dilakukan pada sektor perdagangan ritel, khususnya di pasar tradisional. Pasar tradisional merupakan jantung kegiatan ekonomi masyarakat yang menjadi salah satu prioritas perluasan digitalisasi karena urgensi opsi pembayaran yang cepat, mudah, murah, aman dan handal seperti QRIS meningkat seiring dengan relaksasi pembatasan mobilitas antar manusia,” jelasnya.
Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali menargetkan program SIAP QRIS dapat dilaksanakan di setiap kabupaten/kota di seluruh Bali untuk memenuhi target sebanyak 251 pasar tradisional secara nasional. ”Kalau pedagang atau masyarakat berbelanja tidak bisa memakai QRIS, kita harus mengajari. Kita bukan memaksa nanti akan bermanfaat untuk masyarakat. Ke depan 2-5 tahun digitalisasi bukan keniscayaan,’’ tambah Trisno Nugroho.
Trisno Nugroho mengungkapkan, masyarakat disiapkan mengenal digitalisasi, termasuk pembayaran dengan digital. ”Saya meyakini kalau masyarakat kenal QRIS atau bank lebih mudah berbelanja dan cepat berkembang . Tidak usaha repot, karena masih ada pedagang takut dengan bank. Kalau saya tahu nomor HP pedagang tidak perlu datang ke pasar, dan lebih praktis berbelanja pakai QRIS dari rumah,’’ ujar Trisno Nugroho.
Trisno mengungkapkan, pihaknya ingin mendorong seluruh pasar yang ada di Kota Denpasar memakai QRIS. Bukan berbelanja ke pasar saja pakai QRIS, namun sampah dijual ke bank sampah nanti pakai QRIS. ”Pemakaian QRIS untuk semua bank dan setiap bulan diberikan voucer dan diundi hadiahnya Rp 5 juta,’’ jelasnya.
Menyinggung pertumbuhan ekonomi Bali triwulan I, Trisno Nugroho menjelaskan, pertumbuhan ekonomi Bali pada triwulan I data wisatawan nusantara berkunjung ke Bali rata-rata 3000 orang, kunjungan wisman ke Bali sudah ada 1000 orang/per hari. Bahkan, penerbangan dari luar negeri ke Bali juga bertambah sebanyak 10 penerbangan.
”Kalau saya lihat kuartal I positif sebesar 2 persen ke atas dank e bawah. ”Kami terus mendorong Gubarnur Bali agar masyarakat menerapkan protokol kesehatan (prokes) dengan ketat, karena sudah divaksin Booster. Negara Malaysia, Singapura dan Thailand berusaha menarik wisatawan mancanegara. Jangan kita diam dan kalah dari negara lain juga melakukan hal yang sama untuk menarik wisman berwisata ke negaranya,’’ papar Trisno Nugroho.
Sementara itu, Wakil Gubernur Provinsi Bali, Tjok Oka Artha Ardhana Sukawati menyampaikan apresiasi atas dukungan BI Bali dalam penerapan kegiatan digitalisasi dan SIAP QRIS di pasar tradisional yang diharapkan akan semakin mendorong roda kegiatan transaksi di pasar tradisional. Harapannya upaya inovatif ini dapat semakin membiasakan masyarakat di Bali dalam pola pembayaran dan transaksi perdagangan berbasis digital. Menurutnya, implementasi Program Pasar SIAP QRIS merupakan salah satu upaya mendorong digitalisasi pembayaran guna mendukung inklusi ekonomi dan keuangan digital, khususnya pemberdayaan ekonomi UMKM. *dik