Denpasar (bisnisbali.com) –Bank Indonesia berkomitmen akan terus mendorong akseptansi digital khususnya melalui QRIS di seluruh sektor, termasuk pasar tradisional yang menjadi salah satu prioritas digitalisasi. Seiring dengan relaksasi PPKM, kegiatan aktivitas transaksi jual beli masyarakat khususnya di pasar sebagai jantung kegiatan ekonomi akan meningkat. “Hal tersebut akan meningkatkan produktivitas sektor riil, yang pada akhirnya akan berdampak pada perbaikan ekonomi,” kata Kepala Perwakilan BI Bali, Trisno Nugroho di Denpasar.
Sejak pandemi, teknologi digital telah mewarnai dan membantu untuk tetap dapat beraktivitas sehari-hari di tengah segala pembatasan fisik. Pandemi Covid-19 telah mendorong digitalisasi terintegrasi menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari masyarakat. Salah satu upaya yang BI lakukan adalah mendorong penggunaan teknologi dan digitalisasi di bidang transaksi pembayaran pembayaran melalui kegiatan digitalisasi pembayaran dan S.I.A.P (Sehat, Inovatif dan Aman Pakai) QRIS di salah satu pasar tradisional.
Menurut Trisno, QRIS merupakan opsi pembayaran nontunai berbasis digital yang paling diminati saat ini. Hal tersebut ditunjukkan dengan perkembangan jumlah merchant dan user (pengguna) di Bali yang hingga saat ini telah menyentuh total 434.541 merchant dan 191.197 user dengan transaksi bulanan mencapai 1,1 juta transaksi dengan total nominal Rp 104 miliar.
Ia pun menegaskan bagi para pedagang dan kalangan UMKM, QRIS memiliki banyak manfaat yang bisa dirasakan yaitu cara bayar yang higienis. Transaksi tercatat dan langsung masuk rekening sehingga mudah dimonitor. “Tidak perlu uang kembalian, bebas risiko pencurian dan uang palsu,” ujarnya.
Selain itu, mengikuti tren pembayaran terkini dan murah dan bebas biaya bagi usaha mikro 0 persen hingga Juni 2022 serta membangun profil kredit untuk kemudahan mendapatkan pinjaman. *dik