Denpasar (bisnisbali.com) –Pascakenaikan harga pertamax per 1 April 2022 diprediksi terjadi peralihan penggunaan BBM jenis pertamax ke pertalite. Seperti diketahui, harga pertamax mengalami perubahan dari Rp9.000 per liter menjadi Rp12.500 per liter sedangkan pertalite ditetapkan stabil di harga Rp7.650 per liter dan solar subsidi Rp5.150 per liter.
Terkait dugaan peralihan masyarakat dari pertamax ke pertalite, Area Manager Communication & CSR Pertamina Patra Niaga Jatimbalinus, Deden Mochamad Idhani menyatakan, hal tersebut dikembalikan kepada konsumen sebagai pemilik kendaraan.
“Tentunya pengisian jenis BBM merupakan hak konsumen yang disesuaikan dengan kemampuan dan spesifikasi kendaraan. Namun, jika konsumen yang sebelumnya telah menggunakan pertamax dan terus menggunakan produk itu, kami sangat mengapresiasi karena dengan penggunaan pertamax artinya mendukung terciptanya udara yang lebih bersih,” katanya.
Pihaknya mengakui terus berupaya agar penyaluran BBM berjalan lancar dan tepat sasaran ke masyarakat di tengah permintaan yang meningkat. Pertamina pun memastikan stok ketersediaan BBM terutama solar bersubsidi dan pertalite di seluruh Terminal BBM dalam kondisi aman dan cukup.
Ia menilai terpicunya panic buying yang terjadi saat ini di masyarakat mengakibatkan stok BBM di SPBU cepat habis. “Sebenarnya untuk stok utama di Terminal BBM itu sangat cukup, hanya saja Pertamina membutuhkan waktu penyaluran dari Terminal BBM ke SPBU menggunakan mobil tangki dan jika konsumsi meningkat maka butuh waktu atau jadwal tambahan oleh mobil tangki tersebut melakukan pengisian kembali,” tambah Deden.
Berdasarkan data yang diterima sejak 1 April 2022 telah terjadi peningkatan konsumsi produk BBM jenis pertalite dan biosolar masing-masing sebesar 15 persen dan 10 persen, dan untuk wilayah Bali penyaluran bulanan pertalite sebesar 55 ribu kiloliter (KL) per bulan dan solar sebanyak 13 ribu KL per bulan. Disinyalir pemicu kenaikan tersebut akibat dari semakin tingginya aktivitas masyarakat belakangan ini. “Untuk itu kami memohon maaf jika konsumen mengalami kendala ketersediaan produk BBM di SPBU,” terangnya.
Pertamina berkomitmen penuh untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dan juga terus melakukan tindakan antisipasi dengan optimalisasi seluruh armada mobil tangki kami dalam menyalurkan BBM ke seluruh SPBU. Selain itu pihaknya juga menambah jam layanan Fuel Terminal menjadi 24 jam. “Untuk itu kami mengimbau kepada konsumen untuk tidak melakukan panic buying,” ungkap Deden. *dik