Denpasar (bisnisbali.com) –Mulai bergeraknya pariwisata Bali memberi pengaruh pula terhadap permintaan produk pertanian. Suplay produk pertanian pun mulai mengalami peningkatan untuk memenuhi kebutuhan hotel dan restoran di Bali.
Ketua Forum Petani Muda Bali AA Wedhatama P, Kamis (8/4) kemarin, mengatakan permintaan di tingkat pengepul sudah mulai membaik bahkan menuju normal pada Maret 2022 ini. Jika dilihat dari sebelumnya, permintaan dikatakan Agung Wedha sudah meningkat hingga 100 persen.
Diakuinya, saat ini pun para petani sudah mulai menanam produk pertanian yang dibutuhkan oleh hotel dan restoran. “Tapi petani kan tidak langsung membawa ke hotel dan restoran, melain lewat suplayer. Suplayer yang sebelumnya tidak ngambil, sekarang sudah mulai ngambil. Jadi sudah mulai ada pertumbuhan ekonomi lah,” ungkapnya.
Disinggung soal jenis produk pertanian yang biasanya banyak dicari hotel dan restoran, Agung Wedha mengatakan, kebanyakan jenis sayuran. Seperti selada bulat, selada kriting, tomat cery, brokoli, bayam inggris, buah bit dan paprika.
Demikian dikatakannya permintaan pasar ritel, pasar tradisional dan pasar modern saat ini juga sudah mulai ada peningkatan. Terutama untuk produk seperti bayam, kangkung, kol dan sebagainya. “Sudah mulai membaiklah (permintaan produk pertanian) dari sebelumnya,” terang Agung Wedha.
Terkait harga, pria asli Buleleng ini mengatakan, sudah membaik saat ini. “Harga sebenarnya tidak ada masalah. Yang terpenting bagi kami kan permintaan. Jika permintaan meningkat otomatis harga membaik dan paling penting produk kan terjual,” jelasnya.
Hal senada juga diungkapkan oleh pedagang buah di Pasar Badung Sang Ayu Anggawati. Diakuinya permintaan buah sudah meningkat sekitar 10 persen. Peningkatan permintaan ini dikatakannya oleh hotel dan restoran yang sudah mulai beraktivitas. *wid