Tabanan (bisnisbali.com) –Pasokan BBM jenis Pertalite di Kabupaten Tabanan masih aman atau tidak mengalami kelangkaan pascakenaikan BBM jenis Pertamax. Akan tetapi kondisi tersebut memicu keluhan terutama dari nelayan di daerah lumbung pangan. Sejumlah nelayan mengaku dilarang membeli Pertalite untuk operasional melaut oleh petugas SPBU.
“Saya telah mendapat banyak laporan dari para nelayan di seluruh Kabupaten Tabanan karena dilarang membeli Pertalite di sejumlah SPBU,” terang Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Tabanan I Ketut Arsana Yasa, Rabu (6/4).
Ia menceritakan, pelarangan oleh sejumlah SPBU terjadi karena para nelayan membeli bahan bakar menggunakan tangki atau sejenisnya. Hal yang sama juga dialami oleh sejumlah petani saat membeli Pertalite atau solar di SPBU untuk mesin pengolah lahan. “Saya sangat menyayangkan adanya pelarangan oleh sejumlah SPBU ini. Apa petani harus membawa mesin orong-orong (mini traktor) ke SPBU? Kalau nelayan apakah jukungnya harus dibawa langsung ke SPBU agar bisa membeli bahan bakar? Kan tidak,” tegasnya.
Mestinya nelayan dan petani diperbolehkan membeli bahan bakar di SPBU karena itu menyangkut hak rakyat sebagai penggerak ekonomi masyarakat pesisir dan garda depan ekonomi kerakyatan di saat sulit akibat dampak pandemi Covid-19. “Bagaimana kita mau bicara tentang menggerakkan ekonomi kerakyatan jika sektor riil sebagai penggerak ekonomi kerakyatan susah mendapatkan bahan bakar,” kilah Ketut Arsana Yasa.
Beranjak dari kondisi tersebut, pria yang juga Anggota DPRD Tabanan ini mengharapkan paradigma dengan aturan atau perizinan yang jelimet harus dipangkas. Pengelola SPBU harus memiliki kebijakan dan pola pikir positif. Sektor riil seperti nelayan dan petani mestinya didorong atau dipermudah untuk bisa mengakses bahan bakar sebagai penopang operasional usaha.
Menyikapi permasalahan tersebut, pihaknya sudah berkoordinasi melalui grup nelayan. Ia menyarankan agar pembelian bahan bakar dilakukan dengan menunjukkan kartu nelayan. Jika dengan kartu tersebut ditolak juga, dirinya akan kembali melakukan koordinasi dengan seluruh pengurus SPBU di Kabupaten Tabanan. “Informasi dari nelayan awalnya ditolak di SPBU. Setelah menggunakan kartu, mereka kemudian diberikan,” pungkasnya. *man