TPID Cek Pasokan dan Cegah Penimbunan Bahan Pokok

Bank Indonesia (BI) bersama dengan Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Bali senantiasa memastikan ketersediaan pasokan bahan pokok dan keterjangkauan harga untuk menjaga stabilitas inflasi di Pulau Dewata.

263
PANTAU – TPID bersama Satgas Pangan memantau harga dan stok barang untuk memastikan ketersediaan.

Denpasar (bisnisbali.com) – Bank Indonesia (BI) bersama dengan Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Bali senantiasa memastikan ketersediaan pasokan bahan pokok dan keterjangkauan harga untuk menjaga stabilitas inflasi di Pulau Dewata. TPID memastikan secara keseluruhan pasokan bahan pangan mencukupi untuk kebutuhan selama Ramadan dan Idul Fitri

Seperti diketahui, Bali pada Maret 2022 mengalami inflasi 0,91 persen (mtm), setelah bulan sebelumnya mencatat deflasi 0,43 persen (mtm). Secara spasial, inflasi terjadi di Kota Denpasar dan Kota Singaraja masing-masing sebesar 0,85 persen (mtm) dan 1,27 persen (mtm). Pada April 2022 diproyeksikan inflasi Bali kembali naik seiring momen Ramadan dan kenaikan harga BBP pertamax.

Wakil Ketua TPID Bali, Trisno Nugroho, di Denpasar, Selasa (5/4) mengatakan TPID bersama Satgas Pangan terus memantau harga dan pengecekan langsung stok barang di beberapa gudang pedagang besar untuk memastikan ketersediaan dan tak ada penimbunan.

Trisno pun mengungkapkan secara historis selama 4 tahun terakhir, beberapa komoditas pangan penyumbang inflasi di Bali selama Ramadan dan Idul Fitri yakni cabai rawit, tongkol diawetkan, cabai merah, telur ayam ras, bawang merah, dan minyak goreng. Sedangkan dari kelompok non-pangan yakni angkutan udara, angkutan antar-kota, perhiasan emas, obat-obatan, produk kesehatan, serta peralatan informasi dan komunikasi. “Berdasarkan pemantauan harga terkini, beberapa komoditas pangan terpantau mengalami kenaikan harga di antaranya minyak goreng, daging ayam ras, dan cabai merah besar,” jelasnya.

Trisno, yang juga Kepala Perwakilan BI Bali, ini menerangkan dalam upaya menjaga pasokan bahan pangan, Bali dan beberapa kabupaten menjalin kerja sama dengan daerah lain di luar Bali. Misalnya Pemprov Bali dengan Pemprov NTB, Kabupaten Bangli dengan Kabupaten Lombok Barat dan Kabupaten Banyuwangi, serta Kabupaten Badung dengan Kabupaten Banyuwangi. “Kerja sama tersebut dituangkan dalam bentuk kesepakatan bersama dan perjanjian kerja sama sebagai payung implementasi kerjasama di level teknis. Secara umum, saat ini arus pengiriman barang dari luar Bali terpantau lancar dan stabil,” tegasnya.

Tidak hanya itu. BI juga merekomendasikan sejumlah kebijakan pengendalian inflasi di Bali yaitu pembentukan BUMD pangan untuk meningkatkan serapan produksi pertanian dan meningkatkan kualitas produk lokal. Selanjutnya memperluas cakupan pasar yang disurvei dalam rangka melengkapi data harga bahan pangan di Sigapura, mendorong perluasan penggunaan controlled atmosphere storage (CAS) sebagai tempat penyimpanan surplus produksi, menjalin kerja sama perdagangan antar-daerah baik intra provinsi, maupun antarprovinsi hingga pemanfaatan aplikasi digital untuk mendorong kenaikan hasil produksi dan kelancara distribusi. *dik