Tabanan (bisnisbali.com)–Sejumlah petani di Kabupaten Tabanan resah. Betapa tidak, padi yang ditanam dan akan memasuki musim panen dalam waktu dekat ini diserang hama tikus, sehingga hasilnya diprediksi tidak sesuai harapan.
Serangan hama tikus salah satunya dialami petani di Desa Marga Dauh Puri, Kecamatan Marga. Serangan tikus telah membuat sekitar 80 hektar sawah di sana mengalami kerusakan kategori sedang, berat hingga gagal panen.
Perbekel Desa Marga Dauh Puri, I Wayan Wiryanata, Rabu (30/3), mengungkapkan serangan hama tikus mengganas belakangan ini. Tikus khususnya menyerang lima tempek, yakni Tempek Uma Kaang Delodan, Tempek Pucang, Sidang Rapuh Dajanan, Sidang Rapuh Delodan dan Uma Tubuh. Luas lahan yang terdampak sekitar 80 hektar dengan kategori rusak sedang, rusak berat hingga mengakibatkan gagal panen.
Serangan hama tikus bahkan menyasar padi berusia 1,5 bulan dari masa tanam dan berlanjut hingga menjelang panen saat ini. “Ada petani yang bisa menikmati hasil 70 persen, ada yang 40 persen dan ada yang hanya bisa menikmati 30 persen dari hasil usaha mereka. Tapi itu belum pasti karena belum panen,” tuturnya.
Dibandingkan dengan musim tanam tahun sebelumnya, serangan hama tikus yang terjadi tahun ini lebih parah. Dahulu di lahan miliknya yang mencapai 45 are minimal dapat mendapat hasil berupa gabah mencapai 8 kwintal. Akibat serangan hama tikus sekarang, kemungkinan pada panen nanti tidak mendapatkan hasil atau gagal panen.
Wayan Wiryanata melanjutkan, upaya pengendalian hama tikus sudah sempat dilakukannya bersama petugas PPL menggunakan obat-obatan, namun tidak membuahkan hasil. Oleh sebab itu, pihaknya berencana menempuh cara niskala dilanjutkan membersihkan telajakan irigasi dan melakukan pengropyokan secara bersama-sama. “Rencananya hari Jumat (1/4) setelah pengukuhan pekaseh, kami akan menempuh cara niskala untuk penanganan hama tikus ini. Setelah itu semua petani melakukan pembersihan telajakan,” ujarnya.
Petani yang terkena dampak serangan hama sebagian besar tidak tercakup program Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP) karena sebelumnya mereka tidak berniat mengikuti program tersebut. ”Saya sudah pernah menawarkan ke petani untuk ikut AUTP, namun mereka tidak mau. Akibat kerugian yang dialami sekarang, mudah-mudahan menjadi pengalaman untuk ikut program AUTP mendatang,” kilahnya.
Di tempat terpisah, Kepala Dinas Pertanian Tabanan Ir. I Nyoman Budana, M.M., mengakui serangan hama di sektor pertanian padi mengalami peningkatan, khususnya serangan tikus. Hanya, serangan hama tikus belum sampai mengakibatkan adanya gagal panen. ‘’Selain tikus juga ada ancaman serangan hama walang sangit seiring kondisi cuaca yang lembab, namun itu tidak banyak,” jelasnya.
Menyikapi serangan hama ini, pihaknya telah melakukan upaya melalui Gerakan Pengendalian (Gerdal) hama tikus, baik di kabupaten maupun provinsi. Selain itu, Dinas Pertanian menyiapkan bantuan obat yang diperoleh petani secara gratis. ‘’Seandainya stok di kabupaten kurang, kami akan mengajukan ke provinsi untuk penambahan. Kami juga akan memfasilitasi jika ada usulan dari petani untuk melakukan pengeropyokan,’’ tambahnya. *man