Denpasar (bisnisbali.com) – Pemerintah tengah mendorong 30 juta Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Indonesia masuk ke ekosistem digital pada 2024, sebagaimana target yang diberikan Presiden Joko Widodo. “Dengan pendekatan digital, kami optimistis target yang diberikan Bapak Presiden dapat tercapai sehingga kita dapat mengoptimalkan potensi ekonomi digital Indonesia,” kata Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) Teten Masduki dalam keterangnya, Senin (28/3).
Teten menjelaskan telah terjadi kenaikan signifikan jumlah UMKM yang masuk ke pasar digital sejak 2020 atau sejak pandemi Covid-19. Pada awal 2020, kata Teten dikutip dari Antaranews di Denpasar, hanya 8 juta UMKM yang masuk ke toko digital. Namun pada awal 2022, jumlah UMKM yang masuk ke ranah digital sudah 17,59 juta UMKM. “Jumlah itu 27 persen dari total populasi UMKM atau 58 persen dari target 30 juta UMKM onboarding di ekosistem digital,” katanya.
Lebih lanjut, Menkop menjelaskan transformasi digital bukan hanya menghadirkan UMKM dalam platform digital. Transformasi digital merupakan sebuah upaya holistik, yang tidak hanya mencakup aspek pemasaran UMKM di ranah digital saja, namun juga membangun ekosistem yang meliputi proses bisnis dari hulu ke hilir UMKM.
Adapun, Rakornas Transformasi Digital dan Pendataan Lengkap Koperasi dan UMKM dibagi ke dalam tiga kelompok kerja (working group) yang melibatkan berbagai kepentingan seperti kementerian/lembaga non-kementerian, Bank Indonesia, Otoritas Jasa Keuangan, pemerintah daerah, lembaga pembiayaan perbankan dan nonbank BUMN, perguruan tinggi, asosiasi usaha, hingga lembaga inkubator dan pelaku platform digital seperti toko daring (e-commerce) dan fintech.
Sementara itu, Presiden Jokowi menargetkan sebanyak 30 juta pelaku UMKM dapat onboarding atau masuk ke toko daring pada 2024 sejalan dengan meningkat pesatnya pasar ekonomi digital. “Minimal 20 juta (2022) dan meningkat 24 juta di tahun depan 2023, dan 30 juta di tahun 2024. Ini target,” kata Presiden Jokowi.
Presiden menginginkan agar Indonesia tidak hanya menjadi penonton di tengah masifnya aktivitas perdagangan digital. Namun agar dapat bersaing di pasar digital, ia mengakui banyak aspek yang harus dibenahi dari sisi kualitas produk hingga kemasannya.
“Saya telah menandatangani Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2022 tentang Pengembangan Kewirausahaan Nasional 2021-2024. Saya ingin ekosistem kewirausahaan kita semakin baik dan akan lahir lebih banyak wirausaha-wirausaha muda yang baru, wirausaha-wirausaha muda yang produktif, kreatif dan yang siap memajukan UMKM Indonesia dan siap bersaing di pasar global,” ujarnya.
Presiden meminta jajaran pemerintah pusat dan daerah bekerja keras untuk memperbaiki ekosistem usaha seperti perizinan, akses permodalan, inovasi dan teknologi hingga kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) di industri UMKM. “Memberikan pelatihan-pelatihan, memberikan pelatihan keahlian-keahlian baru, mengenal dan memanfaatkan teknologi produksi serta berbagai teknologi digital yang bermanfaat bagi pengembangan usaha,” ucap Presiden.
Selain UMKM masuk digital, Presiden juga meminta koperasi modern berbasis digital ditingkatkan menjadi 500 koperasi pada 2024 dari 250 koperasi di 2022, dan 400 koperasi di 2023. “Kalau semua kerja keras memiliki keinginan yang sama, mencapai target yang kita tentukan saya yakin Insya Allah bisa dilakukan,” ujar Presiden Jokowi. *rah