Denpasar (bisnisbali.com) – Ketua Umum Dharma Pertiwi Ny. Hetty Andika Perkasa yang didampingi Ketua Persit KCK PD IX/Udayana Ny. Dini Triandari Apriyanto mengapresiasi Pameran IKM Bali Bangkit yang dikunjungi bersama Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Provinsi Bali Ny. Putri Koster, Rabu (23/3). Ia menilai ide untuk melaksanakan pameran IKM adalah hal yang luar biasa.
“Ini hebat, apalagi standnya gratis,” ujarnya. Ia menyebut, berkunjung ke pameran IKM Bali Bangkit di Taman Budaya Provinsi Bali adalah pilihan yang tepat. “Syukur kita ke sini,” ungkapnya.
Ny. Hetty Andika Pratama beserta rombongan bersemangat memborong sejumlah hasil kerajinan seperti kain endek, songket, perhiasan perak dan lainnya. Keberadaan pelukis difabel Gede Agus Mertayasa yang tengah melukis di areal pameran menarik perhatian Ny. Hetty Andika Perkasa. Ia pun kagum melihat kepiawaian Agus dalam melukis.
Sebelumnya, Ny. Putri Koster memberi penjelasan singkat tentang cikal bakal pameran IKM Bali Bangkit. Ia menuturkan, ide melaksanakan pameran ini berawal dari situasi prihatin yang dihadapi para perajin dan pelaku UMKM Bali yang terpuruk karena terdampak pandami Covid-19. Lalu tercetuslah ide untuk menggelar pameran bertajuk IKM Bali Bangkit dengan memanfaatkan Taman Budaya Provinsi Bali. “Kami minta izin kepada Bapak Gubernur untuk memanfaatkan Taman Budaya dan beliau sangat mensupport kegiatan ini,” ucapnya.
Meski dilaksanakan di tengah situasi pandemi, ucap Ny. Putri Koster, pihaknya bersyukur kegiatan ini cukup membantu perajin dan UMKM karena omzet yang mereka peroleh cukup besar. “Keberhasilan ini karena dukungan dari ASN Pemprov Bali yang notabene masih memperoleh penghasilan tetap di masa pandemi dan diarahkan untuk membantu para perajin,” ungkapnya.
Pameran digelar secara estafet tak semata berorientasi pada omzet penjualan. Pameran ini juga menjadi wadah pembinaan bagi perajin dan pelaku UMKM. Pembinaan diarahkan pada penguatan rasa tanggung jawab atas upaya pelestarian produk kerajinan tradisional khas Bali seperti tenun endek, songkat dan jenis kerajinan lainnya.
Upaya pelestarian ini penting karena kerajinan tradisional khas Bali menghadapi sejumlah ancaman. Ia lantas mengungkap sejumlah hal yang menjadi ancaman serius pada produk kerajinan Bali seperti endek yang diproduksi massal di luar daerah, penjiplakan motif songket untuk dibordir dan penggunaan bahan alpaka pada perhiasan yang menyaingi kerajinan emas dan perak. Jika situasi ini dibiarkan, ia khawatir 10 hingga 15 tahun lagi Bali akan kehilangan produk aslinya.
Selain menjaga kualitas produk dan tanggung jawab pelestarian, melalui pameran ini perajin dan pelaku UMKM juga diberi pemahaman tentang strategi penjualan dengan mengedepankan prinsip win win solution. “Kita tekankan pada mereka agar tidak menjual produk berkualitas rendah dengan harga tinggi. Prinsip kami adalah jangan menekan perajin dan jangan mencekik konsumen. Kita anjurkan agar mereka mencari keuntungan maksimal 25 persen,” bebernya. Ia memberi jaminan, apa yang dijual di pameran IKM Bali Bangkit adalah produk berkualitas dengan harga yang pantas. *rah