Tabanan (bisnisbali.com) –Bali memiliki warisan adiluhung yang sangat kaya, unik, unggul, agung dan mataksu. Selain itu, tradisi Bali seperti usada dan kuliner dapat dikembangkan menjadi industri yang berdaya saing. Ini ada di setiap desa adat yang diwariskan turun-temurun, sehingga mesti dijaga dan dilestarikan oleh seluruh krama Bali guna meningkatkan kualitas hidup.
Hal tersebut disampaikan Gubernur Bali Wayan Koster dalam pidato kebudayaan “Memuliakan Keluhuran Kebudayaan Bali Guna Meningkatkan Kualitas Kehidupan Krama Bali, Niskala-Sakala”, di Pura Luhur Batukau, Desa Adat Wongaya Gede, Penebel, Tabanan, Sabtu (19/3). Acara dihadiri Bupati Tabanan Dr. I Komang Gede Sanjaya, S.E., M.M., Wakil Bupati Tabanan, Bupati/Wali Kota se-Bali, jajaran Forkopimda se-Bali, Ketua DPRD se-Bali, Perbekel, Bendesa Adat se-Bali, baik secara langsung maupun melalui daring.
Gubernur Koster mengatakan, pidato ini merupakan renungan mendalamnya setelah melaksanakan rangkaian ngerestiti bhakti. Sebagai tanggung jawab dalam menyikapi kondisi alam, manusia dan kebudayaan Bali yang mengalami berbagai permasalahan dan tantangan, seiring dinamika perkembangan zaman dalam skala lokal, nasional dan global. “Setelah mengalami gering agung pandemi Covid-19 selama lebih dari dua tahun sejak kasus Covid-19 pertama kali di Bali pada 10 Maret 2020, kini telah mulai ada pertanda secara niskala-sekala. Astungkara, gering agung pandemi metilar,” ucapnya.
Menurutnya, setelah melaksanakan rangkaian upacara suci pada awal tahun ini dengan puncak upacara Ida Batara Turun Kabeh di Pura Agung Besakih bertepatan Purnama Kadasa 17 Maret lalu, datanglah momentum siklus era baru sejalan dengan visi Nangun Sat Kerthi Loka Bali melalui Pola Pembangunan semesta Berencana menuju Bali Era Baru. Bali Era Baru suatu era yang ditandai hadirnya peradaban baru berisi tata titi kehidupan baru, bangkitnya kembali kekuatan energi kehidupan berbasis nilai-nilai kearifan lokal yang harmoni terhadap alam, manusia dan kebudayaan Bali, sehingga terwujud Bali yang kawista, ajeg tata titi tenterem kerta raharja, gemah ripah loh jinawi.
Dikatakannya, Bali memiliki warisan yang adiluhung berupa adat istiadat, tradisi, seni budaya dan kearifan lokal yang sangat kaya, unik, unggul, agung dan mataksu. Pada setiap desa adat terdapat tradisi luhur yang diwariskan turun-temurun berupa dedolanan atau permainan rakyat, cecepetan (olahraga), usada (pengobatan), kawicaksanan (pengetahuan), undagi (arsitektur), boga (kuliner) dan satwa (tradisi lisan).
Pada akhir pidatonya, Gubernur Koster mengajak segenap krama Bali di mana pun berada bersama-sama dengan penuh kesadaran berguru kepada leluhur dan panglingsir tentang kekuatan rasa bakti yang diwujudkan dengan sikap pageh, kukuh, tidak pernah lelah dan tidak pernah menyerah dalam kondisi seberat apa pun.
Bupati Tabanan sangat mendukung kiat-kiat yang disampaikan Gubernur Bali. Dikatakannya, memuliakan keluhuran tradisi dan kebudayaan Bali guna meningkatkan kualitas kehidupan krama Bali niskala-sekala merupakan hal yang wajib diwujudkan sebagai seorang kepala daerah. Ia berharap semua pihak mampu bersinergi mewujudkan apa yang menjadi cita-cita bersama. *man